Mohon tunggu...
Aprilianti Putri Angelina
Aprilianti Putri Angelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KH Achmad Shiddiq Jember

hobi suka jalan-jalan dan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan antara Penyimpangan Sosial dengan Pendidikan

8 Desember 2022   07:23 Diperbarui: 8 Desember 2022   07:28 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penyimpangan sosial merupakan tindakan yang melanggar suatu aturan dan juga standar masyarakat. Dalam konsep sosiologis penyimpangan sosial ini menggambarkan bahwa perilaku seorang manusia yang bertentangan dengan norma dan aturan sosial. Terjadinya penyimpangan sosial ini disebabakan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap seorang anak, yang mana hal ini membuat anak tersebut lebih terdorong dalam melakukan penyimpangan sosial di luar lingkungan keluarga. Dalam 

Penyimpangan sosial merupakan tindakan yang melanggar suatu aturan dan juga standar masyarakat. Dalam konsep sosiologis penyimpangan sosial ini menggambarkan bahwa perilaku seorang manusia yang bertentangan dengan norma dan aturan sosial. 

Terjadinya penyimpangan sosial ini disebabakan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap seorang anak, yang mana hal ini membuat anak tersebut lebih terdorong dalam melakukan penyimpangan sosial di luar lingkungan keluarga. 

Dalam penyimpangan sosial terdapat dua jenis penyimpangan yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Penyimpangan positif merupakan sebuah tindakan yang bersifat melanggar aturan namun memberikan dampak positif terhadap sistem sosial, karena hal ini memberikan sebuah inovasi serta kreativitas terhadap lingkungan disekitarnya. 

Sedangkan penyimpangan negatif sendiri memiliki pengertian bahwa suatu tindakan yang melanggar aturan yang ada dan memberikan dampak negatif terhadap sistem sosialnya, hal ini dikarenakan adanya sikap bertolak belakang yang mengakibatkan tindakan buruk terjadi dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Sedangkan pengertian dari pendidikan itu sendiri adalah upaya manusia dalam meningkatkan pengetahuannya baik itu formal maupun non formal. Fungsi dari pendidikan ini merupakan sebuah kontribusi yang diberikan oleh pendidikan dalam menumbuhkan dan memelihara pendidikan diberbagai tingkat sosial. 

Didalam sebuah pendidikan tentunya telah menerapkan konsep moralitas dan juga karakter yang digunakan oleh seorang pendidik dengan tujuan untuk memajukana perkembangan moral peserta didik. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan membentuk hubungan, membentuk kebiasaan dan tujuan bersama, diskusi, dan memecahkan perkara bersama. 

Namun disisi lain orang tua juga harus berhati-hati dalam pendidikan anak-anak dirumah. Orang tua harus menetapkan aturan atau norma terbuka yang berlaku bagi anak, membiarkan anak mengekspresikan pikiran, perasaan dan juga keinginannya, serta mengawasinya.

Terdapat dua hal yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain yaitu konsep diri dan perilaku menyimpang. Konsep diri adalah sebuah pemahaman seseorang terhadap apa yang ada pada dirinya sendiri. Perilaku menyimpang yang negatif mau tidak mau disertai dengan konsep diri yang negatif pula. 

Pengabaian dari norma dan nilai masyarakat dianggap sebagai perilaku menyimpang. Jika seorang anak memiliki konsep diri dan perilaku diri yang sehat atau diberkahi dengan konsep diri dan perilaku diri yang positif. 

Efek negatif dari lingkungan yang tidak mendukung, tuntutan sosial, dan tantangan perkembangan yang tidak terkendali selama transisi ke masa dewasa menyebabkan anak-anak berperilaku buruk selama masa remaja. Masa remaja awal, masa transisi dari usia 13 hingga 16 tahun, yang biasa disebut dengan usia bahagia, merupakan masa perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Mungkin ada periode krisis yang ditandai dengan kecenderunga perilaku penyimpangan selama masa transisi ini.

Akibat dari munculnya perilaku menyimpang pada masa remaja merupakan perilaku yang sangat sering dilakukan oleh para remaja tanpa mempertimbangkan sisi buruk dari apa yang di lakukannya, oleh karena itu perilaku menyimpang sering kali menjadi korban dari dirinya sendiri. 

Namun, perilaku menyimpang masa remaja bermula dari perasaan dimanjakan, ajakan dari teman, dan tekanan keluarga yang menimbulkan perasaan tertekan dan dari sini seseorang dapat melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma, nilai umum, dan juga hukum Indonesia. 

Maka dari itu adanya lembaga pendidikan untuk membantu para peserta didik dalam mencapai kesempurnaan moral (tingkat perkembangan moral yang tinggi). 

Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu sumber norma yang potensial. Perlu kita ketahui bahwa guru adalah pendidik utama di sekolah. Namun, pendidik moral di sekolah tidak hanya guru. Ada juga komite sekolah, tukang kebun, staf kantor, dan staf administrasi di sekolah. Motivasi siswa untuk menjadi orang baik adalah juga dipengaruhi oleh semua mata pelajaran ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun