Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Cetak Sejarah Baru

20 Oktober 2014   21:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mencetak sejarah baru dalam sukses pemerintahan. Baru kali ini, setelah hampir 70 tahun Indonesia merdeka, proses sukses pemimpin bangsa berjalan dengan mulus. Presiden lama Susilo Bambang Yudhoyono, menyambut presiden baru Joko Widodo, dalam upacara yang khidmat di gedung DPR/MPR.

Tidak hanya sampai di situ, presiden SBY juga menyambut kedatangan Joko Widodo di istana negara, dan melakukan prosesi penuh kekeluargaan yang luar biasa. Sebuah proses damai, harmoni, yang elok, yang layak menjadi teladan bagi seluruh bangsa. Indonesia akan menjadi negara maju dan bermartabat serta terhormat jika para pemimpin bangsanya berjiwa besar, seperti yang ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sudah lama kita merindukan proses suksesi damai, yang melegakan.

Sudah lama kita tidak melihat proses penuh kekeluargaan antara pengganti dan yang diganti.

Hari ini kita menyaksikan bagaimana presiden yang digantikan, dengan lapang dada, dengan legawa, dengan jiwa besar, mengiringi lahirnya pemimpin baru, untuk Indonesia yang lebih maju. Sikap presiden atau pemimpin yang digantikan, sangat bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seluruh rakyat Indonesia bisa melihat dan menilai sendiri, bagaimana sosok-sosok pemimpin yang sesungguhnya.

Saya sangat gembira menyaksikan apa yang terjadi hari ini. Suatu hal yang belum pernah saya saksikan sebelumnya, atau saya dengar sebelumnya. Menurut catatan sejarah, peralihan kekuasaan di negeri kita tercinta ini, selalu dibarengi dengan kekecewaan, dendam dan bahkan angkara murka.

Syukurlah, anak-anak saya bisa menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana jiwa besar masih bisa disaksikan ada dalam diri para pemimpin Indonesia.

Sebenarnya, tahun 2004 lalu ada peluang terjadinya suksesi yang lancar, damai dan harmonis. Waktu itu, SBY menjadi presiden pertama Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. SBY pun menjadi presiden dan dilantik oleh DPR/MPR. Semua proses berjalan lancar dan damai. Namun sayanag sekali… presiden incumbent saat itu, yakni Megawati tidak bersedia hadir dalam acara pelantikan. Megawati belakangan diketahui sakit hati atas sikap SBY yang mencalonkan diri menjadi presiden dan kemudian mengalahkannya. Rasa sakit hati dan dendam tersebut, masih tersimpan dalam diri presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut dalam waktu yang cukup panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun