Akhir-akhir ini sedang ramai menjadi perbincangan tentang pemilu karena terhitung beberapa bulan lagi kita akan menggunakan hak suara kita untuk memilih pergantian calon presiden baru yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu 2024, yang akan datang sudah semakin terlihat dari banyaknya kampanye partai politik yang dilakukan.
Salah satunya terdapat banyak sekali berbagai macam baliho, spanduk dan bendera partai politik yang tersebar di jalan dengan tujuan menarik perhatian masyarakat supaya berminat dengan partai mereka serta berbagai platform sosial media yang berisi berita  pemilu yang terbaru setiap harinya.
Dalam pemilu juga ada beberapa hambatan yang terjadi salah satunya hambatan dari kurangnya partisipasi masyarakat yang ikut andil dalam pemilihan pemimpin bangsa, seperti masyarakat yang memilih untuk golongan putih atau menolak memberikan hak suaranya.Â
Golongan putih itu sendiri merupakan kegiatan ketika kita melakukan pemilihan umum, kita tidak ikut serta menyuarakan hak suara seperti pada saat di TPS (Tempat Pemungutan Suara) kita hanya mencoblos pada bagian putih kertas suara saja atau bahkan di luar dari gambar partai politik yang disediakan, selain itu ada juga beberapa faktor yang membuat orang jadi golput salah satunya adalah ketika orang tersebut merasa kurang puas atau tidak cocok terhadap pasangan calon yang ada
Hal tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan membedakan pasangan calon yang memungkinkan kita anggap lebih baik untuk dipilih, daripada tidak memilih sama sekali lebih baik kita membuat perbandingan dengan pandangan sendiri terhadap capres, karena dari segi manapun dari semua capres yang mencalonkan diri dari segi apapun jelas berbeda.
Kebanyakan orang merasa kalo hak satu suara itu tidak berpengaruh terhadap pemilihan umum, padahal satu hak suara juga dapat mengubah kemenangan pihak-pihak lain.Â
Satu hak suara dapat memberi peluang bagi partai tertentu untuk menang. Golput juga merupakan tindakan yang tidak mencerminkan menjadi warga negara yang baik bahkan berlawanan dari asas luber jurdil. Setiap memasuki tahun pemilu  Luber jurdil menjadi salah satu pedoman untuk diterapkan demi kelancaran pemilihan umum yang akan datang.
Pemilu berdasarkan asas Luber Jurdil
Mungkin kebanyakan orang tahu apa itu luber jurdil namun untuk para pemilih pemula mungkin juga mereka tidak tahu. Â Asas luber jurdil sangat berperan penting dan diperlukan, dari dulu sampai sekarang luber jurdil selalu dijunjung tinggi.Â
Luber jurdil sudah mencakup semua hal yang dibutuhkan dalam setiap pemilu yang akan datang, singkatan dari luber jurdil itu sendiri adalah langsung umum bebas rahasia jujur dan adil. Semua itu sudah mencerminkan bahwa hal hal tersebut sangat dibutuhkan dalam pemilihan umum yang akan datang nanti.
Seperti saat pelaksanaan pemilu selalu dilakukan secara serentak dan umum di seluruh Indonesia, jadi seluruh masyarakat ditegaskan untuk ikut serta secara langsung datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat.Â
Saat sudah sampai di TPS , kita tidak boleh diwakilkan oleh siapapun karena pemungutan suara ini harus dilakukan oleh diri sendiri, dimana kita harus memilih calon pemimpin bangsa yang baru sesuai dengan hati nurani dan dari masing masing calon yang cocok dengan kita.
Dalam pemilu juga tidak boleh ada paksaan karena kita dibebaskan untuk memilih pasangan calon pilihan kita. Pemilu sangat bersifat rahasia, di saat mencoblos pun tidak boleh ada yang tahu siapa paslon yang kita pilih, hanya diri kita saja yang tahu.
Hal yang paling utama dalam asas luber jurdil itu Jujur, kita harus ikut serta mewujudkan pemilu yang jujur dengan mengikuti tata tertib pemilu yang ada serta menolak keras tindakan golput, itu juga merupakan salah satu cara dalam mewujudkan pemilu yang jujur berdasarkan asas luber jurdil.
Untuk arti yang terakhir asas luber jurdil, kita diharapkan untuk bersikap adil itu artinya setiap pemilih atau masyarakat bahkan setiap partai politik harus mendapat perlakuan yang adil dan sama, serta semua yang terlibat juga dapat terlepas dari segala kecurangan yang akan terjadi.Â
Menarik Perhatian Masyarakat
Salah satu contohnya di masa pemilu ini pasti marak sekali terjadi di luar sana tentang beredar sogokan yang dialami di sekitar masyarakat dan banyak cara yang dilakukan akan hal itu, contoh sogokan yang pernah terjadi di masyarakat ketika beberapa orang dari salah satu partai yang secara mendadak mengunjungi beberapa warga dengan tujuan memberi imbalan berupa sembako (sembilan bahan pokok) atau bahkan berupa uang hal itu dilakukan bukan tanpa alasan selain untuk memikat perhatian masyarakat atau adanya iming-iming agar masyarakat yang terlibat tergerak hatinya untuk memilih pasangan calon dari partai tersebut.
Bahkan selain terjadi di masyarakat, sogokan atau suap-menyuap pastinya dilakukan di kalangan pihak tertentu lainnya. Tidak sedikit juga masyarakat yang lebih memilih untuk menerima sogokan dengan merelakan hak suaranya agar mendapat imbalan di tahun pemilu ini. Politik uang sangat dikecam tegas karena sangat merugikan semua pihak apalagi, itu semua terdapat didalam undang-undang tingkat kepercayaan juga semakin menurun.
Jadi ada banyak sekali jenis orang dalam pemilu, ada yang memilih untuk tidak menyuarakan hak suaranya atau menjadi golongan putih dan bahkan ada orang yang merelakan hak suaranya untuk semata-mata sebuah imbalan, mungkin berupa barang atau uang.Â
Untuk menyikapi hal tersebut, yang perlu kita sadari bahwa masa depan bangsa ini berada di tangan kita, sebagai warga negara yang baik kita harus ikut serta mewujudkannya dengan memilih secara bijak  pilihan pasangan calon pemimpin bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H