Desa wisata adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1970-an yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa dengan memberikan pendapatan dari produk dan jasa pariwisata. Selain itu, juga mendorong hubungan yang harmonis antara desa dan lingkungannya. Konsep ini telah menjadi populer di seluruh Indonesia dan banyak negara lain telah mengadopsinya untuk mengembangkan desa wisata pedesaan mereka sendiri.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pengembangan desa wisata di Indonesia dimulai sebagai respons terhadap pesatnya urbanisasi di Indonesia. Pemerintah bermaksud untuk mengembangkan daerah pedesaan menjadi tujuan wisata untuk menciptakan lapangan kerja bagi penduduk lokal dan meningkatkan pendapatan nasional.
Namun sejak munculnya kasus Covid-19 hingga akhir tahun 2021 berdampak besar pada kesehatan dan ekonomi global, khususnya industri pariwisata mengalami penurunan yang signifikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah seperti penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability). Menghadirkan konsep wisata baru yaitu Tur Virtual, Dark Tourism, Wellness tourism, dan Ekowisata. Dan pemerintah juga mengembangkan desa wisata dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk menghidupkan kembali industri pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Ajang penghargaan ini dibuat untuk desa wisata unggulan dan memenuhi kriteria penilaian sesuai standar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Terpilih 50 desa wisata terbaik di Indonesia, salah satunya desa wisata Wae Rebo. Wae Rebo juga diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012. Oleh karena itu, desa wisata Wae Rebo semakin dikenal masyarakat Indonesia dan internasional.
Pengembangan desa wisata di Indonesia saat ini sudah berhasil. Perekonomian desa berkembang pesat karena semakin banyak penduduk desa menghasilkan uang dengan menawarkan wisata maupun hasil cinderamatanya kepada pengunjung. Selain itu, upaya pelestarian lingkungan meningkat karena orang berusaha untuk melindungi sumber daya alam mereka.Â
Bagi kalian yang suka tracking dan memiliki kekuatan fisik yang baik. Kalian bisa mengunjungi desa wisata Wae Rebo ini !!!!Â
Desa Wisata Wae Rebo terletak di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dengan ketinggian 1.200 mdpl, Desa Wisata Wae Rebo juga memiliki julukan yaitu Negeri di Atas Awan. Karena tempat ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan rumah-rumah dengan keunikan dan ciri khas tersendiri. Rumah adat ini berbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar. Sehingga menambah kesan keasrian agar lebih menarik wisatawan untuk menikmati keindahan alam.Â
Arsitektur bangunan di desa Wae Rebo memiliki ciri khas yang terjaga dari zaman dahulu hingga sekarang. Sumber bahan bangunan masih menggunakan bahan alam yang ada. Dan uniknya hanya ada 7 rumah alias 'Mbaru Niang'.Â
Desa Wae Rebo menawarkan wisata budaya alam yang sangat asri dan unik. Lokasinya cukup terpencil dan berada di ketinggian. Untuk menuju Wae Rebo, pengunjung harus menempuh perjalanan jauh :
- Labuan Bajo - Desa Denge sekitar 3 jam menggunakan sepeda motor.
- Desa Denge - Wae Rebo membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam
- Pos 1 ; 45 menit
- Pos 1 ke Pos 2 ; 2-3 jam
- Pos 2 ke Desa Wae Rebo membutuhkan waktu 1 jam
Sambil berjalan menyusuri daerah terpencil yang dikelilingi hutan lebat, menyeberangi sungai dan melintasi pinggir jurang.
Apa saja sih fasilitas yang mendukung desa wisata ini??? Nah, fasilitas nya sendiri sudah cukup memadai, seperti Area Parkir, Balai Pertemuan, Jungle Tracking, Toilet Umum, Cinderamata, Kuliner, Spot Foto, dan Tempat makan.Â