Tahukah anda? Pada era perkembangan teknologi modorn ini, dunia di hadirkan oleh pandemi covid-19 dimana teknologi sudah mampu mengambil andil menjadi peran utama dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Terkhusus pada salah satu yakni “Media Sosial” yang ada di SmartPhone.
Kehadiran akses internet telah melahirkan fenomena baru, yaitu maraknya belanja online. Belanja kini menjadi salah satu yang mudah untuk di lakukan. Berbelanja dari rumah sambil tiduran tanpa harus datang ke toko. Namun di balik kemudahan berbelanja online yang super praktis dan instan menyimpan sisi negatif bagi kesehatan salah satu nya kecanduan.
Mengapa belanja bisa menyebabkan kecanduan?
Belanja mampu menstimulasi hormon yang memberikan perasaan senang di otak. "Kata Benson."Dilansir dari survei The Trade Desk, bahwa 8 dari 10 (82 persen) konsumen indonesia mulai berbelanja secara online setidaknya 1 kali dalam sebulan, bahkan 1 dari 4 konsumen berbelanja online lebih dari 1 kali dalam seminggu. Secara global, tidak ada salahnya kegiatan berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan pokok. Tetapi, faktanya segelintir orang berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan pokok. Selebihnya mengarah ke sifat konsumerisme yang lahir dari gaya hidup hedonisme. Sifat konsumerisme tersebut yang memicu kecanduan berbelanja (Compulsive Buying Discoder) timbulnya hasrat untuk membeli barang secara berlebihan.
Lalu apa saja tanda kecanduan berbelanja online? Berikut tanda klasiknya
- Merasa keasikan berbelanja
- Tidak bisa berhenti berbelanja
- Perasaan bersalah setelah berbelanja
- Mulai membenarkan diri demi berbelanja
- Merasa perlu berbelanja agar diri terasa normal
Masalah ini terjadi apabila seseorang menghabiskan banyak waktu, energi dan uang melebihi dari jumlah yang bisa mereka bayar untuk berbelanja, yang dimana hal ini dapat menimbulkan kesusahan yang ekstrem sehingga mampu merusak kesehatan mental secara serius.
Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami dampak negatif dari kecanduan berbelanja online dan mencari bantuan jika merasa terpengaruh. Selain itu, perlu adanya kesadaran penting akan pentingnya pengendalian diri dan keseimbangan dalam berbelanja online guna mencegah terjadinya kecanduan yang dapat merugikan kesehatan mental.
Nah, apakah kamu pernah merasakan gejala di atas ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H