Pemuda adalah generasi penerus bangsa, Dimana nasib sebuah negara nantinya akan bergantung pada pemuda itu sendiri. Dengan begitu saya sebagai pemuda ingin berperan aktif untuk membantu pemuda Indonesia lainya dalam beberapa bidang tertentu. Bergabung dalam komunitas pemuda Indonesia dengan memiliki visi dan misi yang sama adalah solusinya. Tentunya untuk membawa perubahan dan berdampak positif untuk masyarakat Indonesia melalui kegiatan-kegiatan hasil kreativitas dan inovasi anak bangsa. Organisasi atau komunitas memiliki pengaruh yang paling efektif bagi pemuda, yaitu sebagai wadah bertukar pikir, pendapat, dan rasa. Segala perbedaan akan disatukan menjadi suatu karya yang luar biasa melalui aksi nyata pemuda di tengah masyarakat Indonesia.
Ruang Internasional merupakan organisasi pemuda Anti-Mainstream yang bediri pada 19 september 2019. Kini Ruang Internasional sudah berada di kamboja dan sedang merintis struktur kepengerusuan pada negara tersebut, dan tentunya beberapa pemuda Indonesia terlibat dalam hal ini. Organisasi pemuda ini berfokus pada bidang Writing, Public Speaking, Leadership, Research, Entrepreneurship, Mentoring, Volunteering, Global Youth Relationship, and Advocacy. Saya bergabung dan memutuskan untuk aktif dalam organisasi ini pada tahun 2020 dengan posisi sebagai Public Relations Officer. berjalanya waktu, saya di percayai untuk menjadi Public Relations Manager, lalu berlaih menjadi Marketing Manager, dan di percayai untuk naik menjadi Executive director of Ruang Internasional Indonesia hingga saat ini. Begitu panjang proses yang saya hadapi untuk berperan aktif sebagai seorang pemuda di organisasi Ruang Internasional. Banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan dalam proses yang saya jalani dalam organisasi ini. Tentunya dapat menambah wawasan saya, pengalaman, serta rasa pengabdian terhadap negara sebagai seorang pemuda melalui karya yang dihasilkan.
Dari banyaknya kegiatan pemuda yang diselenggrakan oleh Ruang Internasional, terdapat satu kegiatan yang berhasil merubah sudut pandang saya terhadap orang tertentu. Ya, merekalah teman Netra. Apa yang sebenarnya kita pikirkan, kita rasakan, belum tentu sesuai dan dapat di terima oleh teman netra.
Lalu bagaimana bisa bertemu dengan teman netra?
Beginilah ceritanya..
Pada tahun 2022, Ruang Internasional mengirimkan beberapa delegasi untuk menghadiri Community Gathering by Indorelawan, saya menjadi salah salah satu delegasi tersebut. Di sana terdapat beberapa komunitas yang turut hadir untuk memeriahkan acara tersebut melalui sharing dan diskusi antar komunitas mengenai visi dan misi atau background dari tiap komunitas. Lalu saya bertemu dengan dua orang perawakilan dari komunitas Kartunet, mereka Banyu dan Ara. Ada hal yang paling berkesan pada saat bertemu mereka. “Proud of them” terlintas dalam pikiran saya. Mereka terlahir dalam kondisi mata yang tidak bisa melihat. Berjalan dengan dua kaki, meraba sekitar dengan dua tangan, mendengar suara, mencium berbagai aroma, mencicipi berbagai rasa makanan atau minuman, dan merasakan suasana di sekitar, itulah yang dapat mereka andalkan. Hal yang paling menarik adalah hanya mereka berdua pemuda netra yang berasal dari tanggerang dan hadir dalam kegiatan ini yang pada waktu itu di selenggarakan di sekitar Jakarta dengan menggunakan transportasi umum. Hebat bukan? Tentu saja.
Bukan sekedar hari itu, saya tetap bekomunikasi baik dengan mereka dan sampai pada saatnya Ruang Internasional mengadakan kegiatan khusus bagi teman netra, kegiatan ini bernama “R.I Disabilities Hangout”. Dimana kegiatan ini di selenggarakan dalam bentuk kegiatan di luar ruangan, yaitu hangout di sekitar Jakarta dengan memanfaatkan Transjakarta (Tj) sebagai transportasi umum untuk menyambung dari tempat yang satu ke tempat yang lainya. Titik kumpul bermula dari Stasiun Sudirman, melanjutkan perjalanan ke Perpusnas Jakarta, tujuan terakhir adalah Sunyi Coffee di Kota Tua. Selama di perjalanan, beberapa dari kami menuntun teman-teman netra dari awal sampai selesainya kegiatan. Dari kegiatan ini di harapkan dapat menumbuhkan rasa saling percaya, saling menghormati, dan menumbuhkan satu rasa yaitu bahwa tidak ada perbedaan antara kami dengan teman-teman netra.
“Berarti kalian sempat melihat sebelum menglami musibah tersebut” saya bertanya kepada teman netra yang tidak dari lahir.
“Iya, dulu kami bisa melihat apapun” Jawab mereka.