Mohon tunggu...
Aprilia Arisanti
Aprilia Arisanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka mendengarkan musik dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kesehatan Masyarakat Menanggulangi Penyakit DBD

18 September 2024   10:44 Diperbarui: 18 September 2024   10:47 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. 

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dalam kehidupan masyarakat. Penyakit DBD masih menjadi masalah pokok kesehatan ditemukan hampir di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik, baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik (Kementerian Kesehatan RI, 2019).  

Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis wilayah urban. Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya, dan World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. 

Sejak pertama kali ditemukan tahun 1968 di Indonesia, penyebaran penyakit ini dengan cepat terjadi ke berbagai daerah, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) propinsi dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009 serta peningkatan jumlah kasus dari 58 kasus pada tahun 1968, menjadi| 158.912 kasus pada tahun 2009. (Kemenkes, 2019)

Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Indonesia yang pertama dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya dengan 58 kasus dan 24 kematian (Case Fatality Rate/CFR 41,3%). Dalam kurun waktu 50 tahun, angka kematian DBD telah berhasil diturunkan menjadi di bawah 1%. Sepuluh tahun terakhir (2008-2017), incidence rate (IR) DBD berada pada kisaran 26,1 per 100.000 penduduk hingga 78,8 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2018 jumlah kasus DBD di Indonesia sebanyak 65.602 dengan CFR 0,71%, artinya terdapat 467 kasus kematian per tahun atau 1,3 kematian per hari.

Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian. (Kementerian Kesehatan RI, 2020)

Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Indonesia dari awal tahun 2024 berjalan hingga 28 April, telah tercatat 88.593 kasus DBD dan sebanyak 621 orang meninggal dunia. Padahal, di periode yang sama pada 2023, jumlah kasus DBD "hanya" mencapai 28.579, dengan korban jiwa sebanyak 209. Kasus DBD terbanyak di Indonesia terdapat di kota Bandung, dengan angkanya mencapai 3.468. Sementara itu, korban jiwa terbanyak berada di kabupaten Bandung, dengan 29 kematian. (BBC, 2024).

Peran Kesehatan Masyarakat dalam menanggulangi penyakit Demam Berdarah diantaranya adalah yang paling awal yaitu melakukan surveilans (pemantauan) maupun pelaporan, melakukan penyuluhan kesehatan baik edukasi, kampanye, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di desa/ kelurahan maupun tempat tinggal masyarakat yang memiliki banyak penghuni serta juga berkoordinasi dengan petugas puskesmas, melakukan pengendalian vektor dengan cara pengabutan dengan insektisida (fogging), abatisasi (pemberian larvasida pada tempat penampungan air), serta PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) di rumah warga setiap RT tanpa terkecuali, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui sumber penularan dan faktor resiko yang terkait, membuat peta penyebaran kasus di daerah yang beresiko tinggi.

KATA KUNCI : Dangue, Fever, Kesehatan, Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

RI, K. K. (2019). Kesiapsiagaan menghadapi peningkatan kejadian Demam Berdarah Dengue tahun 2019. http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-peningkatan-kejadian- [online]. (diakses tanggal 13 September 2024).

Singgih, V. 2024. Kematian akibat DBD melonjak tiga kali lipat - Mengapa pemerintah kelimpungan mengatasinya?. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cxwv4mj1d1mo [online]. (diakses

tanggal 13 September 2024).

RI, K. K. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa. 

https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610413358_685089.pdf [online]. (diakses 13 September 2024).

RI, K. K. (2019). Mengenal Demam Berdarah Dengue (DBD).

https://sardjito.co.id/2019/08/28/mengenal-demam-berdarah-dengue-dbd/ [online]. (diakses tanggal 13 September 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun