Kesehatan Masyarakat menurut Winslow (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui "Usaha-usaha pengorganisasian Masyarakat" untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Di Indonesia, Kesehatan Masyarakat memiliki perkembangan yang diawali dari abad ke 16, ketika Pemerintah Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Selanjutnya pada tahun 1807, Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga medis. Pada tahun 1888, Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung yang kemudian berkembang juga pada tahun berikutnya di Medan, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar, gizi serta sanitasi. Selanjutnya di tahun 1925, Salah satu petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda pendidikan penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas karena tingginya tingkat kematian dan kesakitan di tahun tersebut.
Pada tahun 1927, STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan sejak berdirinya UI pada tahun 1947 STOVIA berubah menjadi FK UI. Pada tahun 1930, Masyarakat banyak yang melakukan pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Pada tahun 1935 dilakukan program pemberantasan pes dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi. Selanjutnya pada tahun 1951 baru diperkenalkannya konsep bandung yang diusung oleh Dr Y Leimena dan dr Patah yaitu mengenai pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan dan konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO dan diyakini bahwa gagasan ini kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer (Puskesmas). Pada tahun 1952 mulai dilakukannya pelatihan intensif untuk dukun bayi. Â
Pada tahun 1956, Dr. Y. Sulianti mendirikan "Proyek Bekasi" proyek ini menjadi proyek percontohan pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan. Tahun 1967, diadakan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu yang sesuai dengan masyarakat indonesia, hasil dari seminar ini adalah disepakatinya sistem puskesmas yang terdiri dari puskesmas tipe A, B serta C. Selanjutnya di tahun 1968 diadakannya Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang mencetuskan bahwa puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh Departemen Kesehatan menjadi Puskesmas. Dan Puskesmas sendiri disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Pada tahun 1969, sistem dari puskesmas hanya disepakati dua saja yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikepalai paramedis). PAda tahun 1969 - 1974 dikenal sebagai masa Pelita 1, yang dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah kabupaten. Pada tahun 1979, tidak dibedakan lagi antara puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe puskesmas yang dikepalai seorang dokter. Puskesmas ini juga dilengkapi dengan piranti manajerial seperti Micro Planning dan Lokakarya Mini. Tahun 1984 dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare serta Imunisasi). Pada awal tahun 1990 an, Puskesmas berubah menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu. Kesehatan Masyarakat telah mengalami perjalanan panjang dari upaya pengendalian penyakit menular dan menjadi sistem komprehensif dengan melibatkan masyarakat.
Kata Kunci : Kesehatan, Masyarakat, Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Sitoyo, S., Retnaningyas, E. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ponorogo : Forum Ilmiah Kesehatan.
Winslow, C. 1920. The untilled fields of public health. Science,51(1306),pp. 23- 22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H