Mohon tunggu...
Avicenna Mehr
Avicenna Mehr Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

not a good person

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Online di 2020 Terancam Ambyar!

24 Desember 2019   22:31 Diperbarui: 24 Desember 2019   23:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis berbasis online bukan tidak mungkin akan "seret" tahun depan. Asumsi ini muncul, mengingat bisnis online merupakan salah satu komoditas perekonomian yang tak bisa bergerak sendiri, atau dengan kata lain membutuhkan dukungan dari sektor usaha lainnya. E-commerce misalnya, sagatlah bergantung pada industri kreatif dan perusahaan logistik untuk menyokong eksistensinya.

Tren Budak E-Commerce

Bisnis e-commerce di Indonesia sendiri telah bermetamorfosis menjadi salah satu komoditas usaha paling menjajikan beberapa tahun terakhir. Seperti dilansir dari jurnalmaritim.com, Ken Research menyebutkan bahwa Compound Annual Growth Rate (CAGR) di pasar logistik Indonesia diperkirakan mencapai 7,9% atau senilai US $ 14,47 miliar hingga 2021.

Hal ini bukan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan akan ruang logistik tambahan sebesar 2 kali dari luas sebelumnya. Bisnis e-commerce sendiri sudah menyumbang 3% dari total pasokan 8,1 juta meter persegi gudang logistik. Lebih tinggi dibanding sektor ritel yang kontribusi terhadap total penjualannya mandeg di 1%.

Bukan sebuah anomali, mengingat tren masyaraat Indonesia, yang perlahan tapi pasti, beralih dari jual beli secara tatap muka menjadi transkasi via aplikasi. Sehingga tak salah rasanya, jika masyarakat seperti telah diperbudak oleh industri jual-beli dunia maya ini. Di sisi lain, seakan sadar akan fakta-fakta yang ada, hampir semua pelaku bisnis konvensional hingga usaha kecil menengah (UKM) satu demi satu meng-upgrade layanannya hingga bisa diakses secara online.

Dampak Era Industri 4.0?

Ya. Tidak bisa dipungkiri bahwa fenomena-fenomena tersebut tak terlepas dari perkembangan industri 4.0 yang gelombangnya sudah dapat dirasakan hingga pelosok negeri. Bisnis e-commerce yang semakin hari tampak semakin subur ini bisa collaps seketika, jika sektor pendukungnya berhenti beroperasi. Selain para mitra usaha atau merchant, apalagi jika bukan perusahaan jasa logistik.

Aplikasi industri 4.0 pada sektor jasa logistik ada pada pemanfaatan analisa cerdas dipadu dengan algoritma jumlah besar guna meningkatkan efisiensi, optimasi teknologi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, dan pembagian beban kerja secara cerdas.

Gelombang industri 4.0 tidak berhenti pada percepatan selancar dunia maya maupun aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI), namun lebih jauh lagi, terkait dengan Internet of Thing atau IoT. Teknologi IoT ini memungkinkan sebuah perangkat seakan dapat "berbicara" dengan perangkat lain. Hal ini apabila diterapkan dalam sektor bisnis online, maka setiap tahap distribusi mulai pencatatan, pelacakan, hingga pergerakan barang dapat terintegrasi satu sama lain.

Bisnis Online Bisa Ambyar Tahun Depan!

Bisnis online seperti e-commerce, meski memiliki tren pertumbuhan yang semakin meyakinkan, layaknya komoditas ekonomi lainnya, tak luput dari kebuntuan, bahkan ditinggalkan sama sekali. Bagaimana bisa? Pertanyaan simpel namun mengundang segudang penjelasan yang tak sederhana.

Meningkatnya minat masyarakat akan layanan e-commerce, mau tak mau menyeret industri jasa logistik untuk dapat terus mempertahankan konsistensinya dalam menjaga kualitas pelayanan. Dalam rangka mobilisasi barang dari kota ke pedesaan maupun sebaliknya, pengangkutan logistik menjadi model bisnis baru bagi penyelenggaraan platform yang mempertemukan kebutuhan produsen akan distribusi bahan baku dengan suplier, maupun demand dari konsumen terhadap barang-barang yang disediakan oleh mitra-mitra e-commerce.

Aspek ini bagai pisau bermata dua. Bisa mendukung, namun di sisi lain, tak kalah berbahaya jika sampai tidak diurus dengan baik. Bisnis online ambyar tahun depan tampaknya bukanlah sebuah hal yang mustahil.  

Kecuali, Jasa Logistik Terus Berjalan?

sumber: berdu.id
sumber: berdu.id
Transformasi digital memberikan manfaat yang sangat besar, tak terkecuali bagi pelaku bisnis logistik Digitalisasi ini membuuat kegiatan operasional menjadi lebih efektif dan hemat biaya. Unsur-unsur digitalisasi tersebut kemudian terkonsep dalam sebuah istilah Integrated Supply Chain System. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki rantai distribusi yang terintegrasi dimulai dari tahap pemasokan bahan mentah, produksi, distribusi, hingga sampai di tangan customer. Pemanfaatan teknologi digital dalam industri logistik telah dilakukan oleh J&T Express sejak didirikan empat tahun yang lalu.

Melalui slogan "Express Your Online Business", J&T Express semakin percaya diri untuk terus meyakinkan customer dengan pengaplikasian teknologi industri 4.0 dalam bisnisnya. Detail tracking system hingga pemanfaatan mesin sortir otomatis merupakan bukti kesungguhan J&T Express dalam menunjang pertumbuhan industri kreatif dan kemajuan bisnis online di Indonesia.

Selalu siap melayani pengiriman dengan operasional 365 hari melalui lebih dari 2000 drop point yang tersebar di seluruh negeri,  J&T Express memberikan kenyamanan bagi pelaku bisnis online untuk menjangkau pelosok nusantara untuk memenuhi kebutuhan logistik dan melayani kebutuhan customer.  Teknologi yang sama diterapkan di setiap protokol pengiriman, baik dari pedesaan ke perkotaan, maupun sebaliknya. Masyarakat juga dapat melacak sendiri pengiriman barangnya mulai dari pabrik atau gudang utama, menuju distributor hingga tiba di retailer.

J&T Express memang tak pernah main-main dalam memberikan pelayanan terhadap customer. Dibuktikan dengan raihan prestisius Top Brand Award 2019 yang diadakan oleh Frontier Group. Pencapaian ini sekaligus meneguhkan komitmen dan kualitas J&T Express pasca dianugerahi penghargaan yang sama di tahun 2018.

Ya! Bisnis Online tak akan ambyar, selama Jasa Logistik masih berdiri tegar

Berjalan Mulus? Kata Siapa?

Sampai saat ini, penerapan revolusi industri 4.0, terutama dalam pemanfaatan teknologi AI dalam industri logistik perlu semakin diperluas. Harapannya, penerapan AI dalam industri logistik bisa lebih mengedepankan keunggulan machine learning guna memperoleh wawasan atau gambaran terkait kebutuhan konsumen sebelum muncul permintaan. Teknologi AI juga dapat digunakan untuk melacak kondisi pengiriman melalui visualisasi barang hingga memprediksi fluktuasi volume pengiriman barang dalam jangka waktu tertentu.

J&T Express diharapkan mampu menjadi perusahaan jasa logistik terbesar yang kredibel dan terpercaya.

Hal-hal tersebut yang juga harus diperhatikan oleh J&T Express agar terus dapat menjadi jasa logistik prima yang  pelayanan yang ramah konsumen. Melalui peningkatan kualitas dan komitmennya untuk selalu berinovasi mengikuti perkembangan teknologi, J&T Express terus berkreasi untuk menciptakan aneka terobosan hingga gebrakan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun