"Enggak nyangka kalau April ikutan daftar Danone Blogger Academy,"Â kata seorang teman kepada saya.
"Yeeee, kok gitu?"Â Tanya saya.
"Iya kan ada field trip-nya. Biasanya Kamu enggak akan daftar kegiatan yang ninggalin anak-anak,"lanjut teman saya.
"Enggak tahu, Maaakk. Kalau yang ini kayaknya beda. Mungkin bisa bikin otakku yang mulai tumpul, tajem lagi wkwkwk,"Â kata saya sambil cekikikan.Â
"Lagi pula, anak-anak udah makin besar, jadi sudah lumayan bisa ditinggal-tinggal,"Â jawab saya agak serius.
Yeaahh,alhamdulillah yaaa,tahun ini saya terpilih jadi peserta Danone Blogger Academy 2018. Konon, katanya calon peserta yang mendaftar ada sekitar 600 orang,lho.Namun, peserta yang berhasil lolos jadi cuma 20 orang saja. Banggadonk, pastinya. Enggak nyangka,emak-emak yang menghabiskan waktu mengasuh anak dan sesekali menulis di blog ini, terpilih sebagai salah satu  peserta Danone Blogger Academy.
Dari mana saya mengenal Danone Blogger Academy?
Jadi, ceritanya, tahun lalu, saya sempat melihat timelinemedia sosial beberapa teman bloggeryang dipenuhi dengan cerita-cerita tentang Danone Blogger Academy Batch 1.
"Wah kok seru ya kayaknya,"pikir saya. Sepertinya banyak hal yang mereka pelajari. Mirip anak kuliahan pula. Ada sharing materi,tugas-tugas, lanjut wisuda.
Makanya, ketika seorang alumni Danone Blogger Academy mengabari saya bahwa tahun ini akan ada Batch 2, maka saya memutuskan mendaftar. Singkat cerita, seperti yang saya ungkapkan di atas, saya terpilih.
Apa saja sihkegiatan Danone Blogger Academy?
Danone Blogger Academy sebenarnya merupakan suatu program kerjasama antara Danone dengan Kompasiana  yang memiliki tujuan memberikan pengayaan kepada bloggerseputar bidang nutrisi, kesehatan, dan pelestarian lingkungan. Mengapa pengayaan mengenai bidang nutrisi dan kesehatan begitu penting? Yaaa,sebagaimana kita ketahui bersama, enggak semua bloggeryang menulis tentang nutrisi dan kesehatan itu punya latar belakang dunia medis, terlebih lagi gizi.
Seperti saya, misalnya. Saya lulusan Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik yang kemudian sempat bekerja di bidang Teknologi Informasi, tapi saya suka menulis kesehatan semenjak jadi ibudua anak.
Alhamdulillah, selama ini saya berusaha sekali menulis sesuai referensi websiteatau buku -buku kesehatan yang terpercaya.  Kebetulan dulu saya mengikuti suatu mailing list kesehatan dimana anggota-anggotanya termasuk yang paling anti denganhoaxtentang informasi seputar nutrisi maupun kesehatan secara umum. Sehingga, saya terbiasa mencari referensi dulu sebelum "ngomong".
Sayangnya, enggak semua bloggerpunya waktu untuk baca referensi dahulu sebelum menulis di blognya. Akibatnya, kadang ada informasi yang mungkin kurang tepat. Khawatirnya, pembaca tulisannya menelan mentah-mentah artikel tersebut. Nah,itulah maksud dari program Danone Blogger Academy ini, supaya pesertanya bisa menciptakan konten kesehatan ala warga yang berkualitas. Enggak cuma berupa artikel di blog aja sih. Namun, juga melalui foto, video, juga unggahan-unggahan di media sosial.
Jadi, menurut saya, Danone Blogger Academy ini merupakan program yang cocok buat para content creator, seperti blogger, youtuber instragrammer,dll untuk mengasah skill mereka. Plus, tentu saja menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang nutrisi, kesehatan dan pelestarian lingkungan.
Pengetahuan apa saja yang sudah saya dapatkan selama tiga hari mengikuti Danone Blogger Academy (29-30 September dan 6 Oktober 2018)?Â
Hari Pertama
Pada hari pertama, peserta Danone Blogger Academy langsung mendapatkan asupan materi yang bergizi dari tiga narasumber, yakni:
Bapak Doddy memaparkan tentang bahaya stunting. Selain itu, Bapak Doddy juga menyampaikan bahwa saat ini, pemerintah begituconcern terhadap masalah ini. Sebagai bukti keseriusan pemerintah menangani hal ini, telah begitu banyak yang dibuat sebagai upaya pencegahan stunting ini.
Bapak Doddy juga memaparkan beberapa program pemerintah yang telah berjalan untuk mengatasi stunting di Indonesia. Termasuk di antaranaya adalah intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Namun, menurut Bapak Doddy, enggak semua program itu berjalan lancar. Ada pula hambatan dan tantangannya.
Itulah sebabnya, sebelum menutup sesinya, Bapak Doddy juga menyampaikan bahwa para blogger pun bisa mengedukasi masyarakat tentang hal ini lewat media. Khususnya media digital, baik itu berupa blog, media sosial, unggahan video, dll.Â
Bapak Nana sharing kepada peserta mengenai pemanfaatan air sebagai sumber kehidupan manusia. Dari Bapak Nana juga, peserta belajar mengapa bisa terjadi masalah-masalah pengelolaan sumber daya air di lingkungan sekitar. Kemudian, Bapak Nana memberikan beberapa informasi upaya melestarikan air yang bisa kita atau masyarakat upayakan.Â
Mas Meizal memberikan gagasan mengenai apa sih yang dinamakan konten positif untuk video itu.
Mas Meizal juga  mengajari peserta tentang bagaimana caranya mengemas isu kesehatan dan nutrisi sehingga mudah dipahami banyak orang. Peserta juga mendapat pengetahuan alat-alat dan aplikasi apa yang dibutuhkan dalam membuat video.
Hari Kedua
Kemudian pada hari kedua, peserta Danone Blogger Academy mendapatkan kembali wawasan tentang stunting. Selain itu, peserta juga belajar bagaimana menangani hoax yang sering muncul di dunia digital. Kemudian, sesi terakhir, peserta mendapatkan materi tentang cara memotret yang benar, sehingga menghasilkan foto yang bagus.
Pembicara atau pemateri sat hari kedua, antara lain:
Dr. Klara memaparkan tentang fakta mengenai status gizi anak di Indonesia. Kemudian, dr. Klara menyampaikan bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak, yang dimulai sejak anak masih dalam kandungan, sangat penting.
Dr. Klara juga menyampaikan beberapa isu terkait tumbuh kembang anak, seperti malnutrisi, stunting, dll. Kemudian, dr. Klara memberikan tips untuk mencegah beberapa isu tumbuh kembang anak tersebut.
Pada sesi ini, peserta mendapatkan informasi tentang teren dan masa depan digital landscape, khususnya media sosial di Indonesia. Mas Jonathan juga memberikan tips bagaimana menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang baik. Tak lupa Mas Jonathan menyampaikan kepada peserta untuk terus menjadi netizen yang cerdas dan bertanggungjawab.
Ibu Rosa dalam sharing sessi0n-nya menyampaikan tentang definisi, faktor penyebab, dan cara menanggulangi hoax.Ibu Rosa juga menginformasikan bagaimana selama ini Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja dalam rangka menekan hoax.
Karena yang mengajar seorang fotografer, sudah bisa menebak kan peserta belajar tentang apa? Yup,dalam sesi ini peserta belajar tentang fotografi. Bapak Arbain mengajari peserta tentang bagaimana caranya mencari ide foto tentang kesehatan dan lingkungan.
Bapak Arbain juga memberikan teknik pengambilan foto untuk kebutuhan konten bidang kesehata, nutrisi, dan lingkungan. Enggak sekadar teori, namun peserta juga praktik langsung memotret.
Hari Ketiga
Dari dr. Diana, peserta mendapatkan informasi tentang hidrasi dan manfaatnya bagi kesehatan. Dr. Diana juga memberikan informasi tentang berbagai mitos dan fakta tentang hidrasi.
Bapak Ali memperlihatkan cara memilihpangan, pengelolaan, dan penyajian pangan. Bapak Ali juga juga memberikan tips sederhana tentang menerapkan pola pangan sehat dan aman.
Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan tentang plastik. Kemudian, peserta juga mendapatkan wawasan tentang nilai ekonomis dari sampah plastik.
Mas Wisnu mengajari peserta tentang cara mencari ide dan menuangkan ide tersebut ke dalam tulisan. Mas Wisnu juga mengari cara menulis dengan gaya story telling.Dalam sesi ini peserta praktik langsung menulis dengan gaya story telling.
Itulah teman-teman, gambaran mengenai apa saja yang saya dan peserta Danone Blogger Academy lainnya dapat saat mengikuti pelatihan offline selama tiga hari tersebut. Bagaimana, sudah punya gambaran bukan mengenai keseruan yang peserta Danone Blogger Academy terima selama pelatihan tersebut?Â
Semoga cerita pengalaman ini bermanfaat ya? Buat yang tertarik ikutan Danone Blogger Academy, jangan lupa ikutan program ini, tahun depan :D
April Hamsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H