Mohon tunggu...
Aprilda ChairunNisa
Aprilda ChairunNisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluh Kesah Pembelajaran Daring

4 Desember 2020   15:10 Diperbarui: 29 April 2021   10:39 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluh kesah pembelajaran daring. | pexels

Disusun oleh : Aprilda Chairun Nisa

Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru yaitu (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19). 

Diketahui asal, mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. (Data WHO, 1 Maret 2020) (PDPI ,2020).

Virus COVID-19 menyebar luas di Indonesia pada bulan Maret 2020, kondisi ini menyebabkan keadaan chaos atau kekacauan pada berbagai sektor diantaranya pada sektor kesehatan, pendidikan, perdagangan, transportasi dan pariwisata. 

Timbul berbagai polemik mengenai kebijakan yang seharusnya diterapkan atau tidak pada keadaan darurat karena pandemi ini. Salah satunya pada sektor pendidikan yang mengharuskan menteri pendidikan membuat kebijakan baru dengan mengubah konsep pembelajaran secara drastis dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau online.

Pembelajaran jarak jauh adalah kegiatan belajar mengajar yang terpisah antara pendidik dengan peserta didik oleh jarak. Pembelajaran jarak jauh dilakukan secara menyeluruh untuk seluruh tingkat pendidikan meliputi PAUD, SD, SMP, SMA , SMK, hingga Perguruan Tinggi. 

Pembelajaran jarak jauh menggunakan media dan internet sebagai fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar. Keadaan darurat akibat pandemi COVID-19, memaksa pendidik maupun peserta didik untuk siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya tidak diterapkan pada kurikulum pendidkan di Indonesia.

 Menteri pendidikan Nadiem Makarim dengan sigap membuat kebijakan untuk menyesuaikan keadaan akibat pandemi COVID-19 dengan adanya surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang kegiatan Belajar dari Rumah melalui Pembelajaran Jarak Jauh yaitu: 

  • Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan.
  •  Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
  • Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah.
  • Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kualitatif.

Namun dalam pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh, seringkali ditemukan kendala ataupun ketidaksesuaian dengan pembelajaran  yang seharusnya, banyak yang mengira tanggung  jawab pengajar dalam melaksanakan PJJ jauh lebih ringan ketimbang dengan Pembelajaran tradisional (Semradova  & Hubackova,  2016). 

Saat  ini  sistem pendidikan  menghadapat banyak  masalah, dalam masa pandemi COVID-19 pembelajaran di Indonesia dialihkan menjadi Pendidikan jarak jauh, namun kurangnya peralatan, personel, sumber daya, dan keterbatasan teknologi pendidikan, serta  keterampilan  dan  kualitas  yang  dimiliki  pengajar  belum  mencukupi  (Dursun  et  al., 2013)(Jaya, 2017). 

Penggunaan media internet/ e-learning memiliki kendala yang cukup besar, koneksi jaringan dan kesalahan teknis seperti server down and error menghambat keberhasilan pembelajaran (Nurmukhametov et al., 2015). 

Adapun dampak lain dari pembelajaran online yaitu banyaknya keluhan yang dihadapi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. Dikatakan demikian, banyak sekali yang mengeluh mengenai pembelajaran jarak jauh ini dikarenakan berbagai permasalahan. 

Sumber stres akademik meliputi : situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ngada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan (Davidson, 2001 dalam Purwati, S. 2012).

Dengan demikian, pembelajaran jarak jauh atau online belum dapat terealisasikan dengan baik dan belum dapat dikatakan efektif dalam kegiatan belajar mengajar karena pembelajaran online membutuhkan kesiapan yang cukup dan penunjang yang memadai bagi pendidik maupun peserta didik. 

IPTEK berperan penting dalam kegiatan pembelajaran online yang mengharuskan penggunanya memahami cara pemakaian media untuk digunakannya. Media yang sering  digunakan dalam kegiatan pembelajaran online diantaranya google meet, google classroom, zoom  dan sebagainya. 

Media tersebut  mungkin saja belum pernah digunakan oleh penggunanya yaitu pendidik atau peserta didik. Tetapi, karena adanya penerapan pembelajaran online mau tidak mau, siap atau tidak mengharuskan untuk membiasakan diri terhadap pola pembelajaran baru. 

Selain media seperti whatsapp, google, google classroom, dan google meet sebagai penunjang pembelajaran online, akses internet juga berperan penting. 

Tanpa adanya akses internet,  media tersebut tidak dapat digunakan dengan semestinya, berbagai kendala muncul jika jaringan internet tidak terhubung atau terputus seperti gagalnya memahami materi yang sedang di presentasikan, hilangnya fokus, hingga menimbulkan sikap acuh terhadap pembelajaran karena  merasa jenuh menatap layar yang terlalu lama.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online belum dikatakan efektif dan efisien karena masih banyak kendala yang sering terjadi pada proses kegiatan belajar mengajar terutama pada psikologis peserta didik. 

Kondisi yang monoton dengan menatap layar ponsel atau laptop terlalu lama membuat jenuh pembelajaran, tugas yang menumpuk dengan deadline  cepat, waktu yang tidak efisien karena tidak teratur, ketidakfokusan, ketidakjelasan, dan kurangnya memahami materi pembelajaran. 

Kendala lain seperti buruknya jaringan internet, minimnya prasarana seperti tidak memiliki laptop, atau gawai karena ekonomi, kurangnya pemahaman penggunaan teknologi informasi. Hal tersebut memungkinkan peserta didik untuk melakukan tindakan di luar kendali seperti berhenti sekolah, mabuk-mabukan, atau bahkan bunuh diri karena stres yang dialami. 

Selain itu, minimnya jaringan internet, borosnya penggunaan data internet membuat peserta didik sulit untuk melakukan aktivitas pembelajaran online, bahkan tidak sedikit peserta didik yang mengharuskan mencari sinyal jauh dari lokasi rumahnya karena minimnya jaringan internet  dan tidak sedikit peserta didik yang mencari uang untuk membeli kuota internet sebagai penunjangnya dalam belajar. 

Solusi yang dapat diterapkan dalam menghadapi pembelajaran online yaitu dengan pemerataan akses jaringan internet di berbagai pelosok wilayah Indonesia,  pemerataan pemberian kuota internet kepada pendidik dan peserta didik sehingga dapat meringankan biaya pembelajaran online karena pada masa pandemi lebih banyak menghabiskan kuota , dan  menjalin interaksi dan komunikasi yang harmonis antara teman dan guru sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan sumber bacaan yang terdapat dalam teks dikutip dari :

PANDUAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH, http://pusdatin.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/05/PANDUAN-PEMBELAJARAN-JARAK-JAUH-BELAJAR-DIRUMAH-MASA-C-19.pdf, diakses pada 11 Desember 2020, pukul 21 : 30 WIB.

Reza Aprilianto Mandala Putra, KENDALA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH,  https://www.researchgate.net/publication/340917125_Kendala_Pelaksanaan_Pembelajaran_Jarak_Jauh_PJJ_dalam_Masa_Pandemi, diakses pada 10 Desember 2020, pukul 19 : 25 WIB.

Uswatuh Hasanah, dkk., GAMBARAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI COVID-19, file:///C:/Users/62878/Downloads/5941-14323-2-PB%20(3).pdf, diakses pada 10 Desember 2020, pukul 19 :40 WIB.

Yuliana, WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE,2(1), February 2020, -188, https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf, diakses pada 11 Desember 2020, pukul 21: 43 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun