Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Administrasi - Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategic Patience pada Sengketa Teritorial di Laut China Selatan

17 Mei 2024   05:41 Diperbarui: 17 Mei 2024   05:47 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki andil besar dalam isu persaingan di Laut China Selatan. Terdapat empat alasan pentingnya Laut China Selatan bagi Indonesia. Pertama, tumpang tindih ZEE dengan NDL dipandang sebagai ancaman kedaulatan. Kedua, aspek ekonomi Laut Natuna Utara. Ketiga, kemitraan strategis dengan Tiongkok. Kempat, sengketa maritim yang berkepanjangan dan belum terselesaikan dengan China berpotensi mengancam keamanan perbatasan dan maritim Indonesia. Secara praktis, LCS adalah tempat untuk jalur pelayaran global serta perdagangan antar wilayah transit melalui perairan yang memerlukan stabilitas keamanan dan pertumbuhan ekonomi kawasan.

Menghadapi sengketa teritorial di Laut China Selatan, Indonesia memerlukan kehati-hatian dan penuh perhitungan dalam mengelola kepentingan dan hubungannya dengan negara-negara tetangga yang terlibat sengketa tersebut, khususnya Tiongkok sebagai sebuah strategic patience strategy. Indonesia perlu menekankan pentingnya menegakkan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), sebagai dasar penyelesaian sengketa di Laut China Selatan serta membuka dialog damai dan kerja sama multilateral di antara negara-negara pengklaim untuk mencegah peningkatan ketegangan.

Selain itu, peningkatan kapabilitas maritim dan memperkuat kemitraan regional melalui inisiatif seperti patroli dan latihan bersama dengan negara-negara kawasan guna membangun kepercayaan dan mendorong kerja sama keamanan regional, untuk menegaskan kehadiran di Laut China Selatan sambil menghindari konfrontasi langsung dengan negara-negara besar seperti Tiongkok. 

Namun demikian, pengembangan kemampuan militer saja tidak cukup dalam strategic patience strategy tanpa diikuti konsistensi serta dengan dukungan pengembangan teknologi. Kemajuan teknologi dapat mengarah pada peningkatan efisiensi, efektivitas, dan presisi dalam operasi militer, yang akan memberikan output yang lebih baik dimasa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun