Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Proses  pembentukan  kepribadian  seorang anak dapat diperoleh melalui proses  belajar dari lingkungan  sekitarnya,  dalam  hal  ini  tentu  saja anak  berinteraksi  dengan  orang  lain,  mulai  dari ibu  sebagai  orang  yang  pertama  menjadi  lawan berinteraksi  anak,  kemudian  anggota-anggota keluarga  lainnya  dan  juga  dalam  masyarakat.Â
Sejak kecil anak sudah mengalami proses belajar yang disebut proses sosialisasi. Proses sosialisasi pada keluarga mengajarkan  anak  tentang  pola-pola tingkah laku. Keyakinan suatu cita-cita dan nilai-nilai  yang  berlaku  di  masyarakat  dalam rangka perkembangan kepribadiannya. Keluarga sangat  besar  pengaruhnya  dalam perkembangan dan  pembentukan  perilaku anak,  karena  dalam keluarga   anak   pertama   kali   memperoleh pengetahuan dalam  upaya  mengembangkan  diri dan sifat-sifat sosialnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat people-centered, participatory, empowerment and sustainable. Konsep pembangunan dengan model pemberdayaan masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.Â
Pemberdayaan masyarakat (empowerment) strategi alternative dalam pembangunan telah  berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun dalam kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang banyak dibicarakan masyarakat karena terkait dengan kemajuan dan perubahan bangsa ini kedepan apalagi apabila dikaitkan dengan skill masyarakat yang masih kurang akan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.Â
Upaya untuk memberdayakan masyarakat (empowering) dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek: Pertama, ENABLING yaitu menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Kedua, EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. Ketiga, PROTECTING yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung, demokratis dan pembelajaran social.Â
Dalam hal ini objek penelitian yang di lakukan penulis yaitu KB Sayang Ananda di desa meranjat indralaya selatan, Awal dari berdirinya Kelompok Bermain Sayang Ananda Ini  yaitu di dirikan oleh Ibu Rosilah di SD 5 Desa Meranjat Indralaya Selatan sekitar 17 tahun yang lalu, pengelolaannya sekarang yaitu ibu desti isnaini mengatakan dia tidak tau jelas awal mula bagaimana berdirinya KB Sayang Ananda ini karna beliau baru 2 tahun sebagai pengelola baru KB Sayang Ananda ini, ibu desti mengatakan  sampai sekarang KB Sayang Ananda ini masih tidak memiliki tempat atau kelas sendiri,  sekarang statusnya masih menumpang sekitar 3 tahun yang lalu KB Sayang Ananda ini menumpang di SMA Yepemnu dan sekarang KB Sayang Ananda ini menumpang di TK Uwais Al-Qorni.Â
Hal yang masih menjadi kekurangan yang ada di KB sayang ananda ini adalah tidak adanya gedung tetap yang dapat digunakan untuk tempat anak-anak belajar di KB sayang ananda ini. Lokasi KB sayang ananda ini masih sering berpindah-pindah tempat sehingga dibutuhkannya bantuan dari pemerintah untuk pembuatan gedung Kelompok Bermain Sayang Ananda ini.
Keunggulan KB Sayang Ananda ini dari KB yang lain yaitu Kelompok belajar Sayang Ananda ini berbeda dengan Kelompok Bermain lain, karna KB sayang ananda ini dari usia dini telah diajarkan ilmu-ilmu tentang hadist, tentang asmaul husna meskipun di usia mereka belum sepenuhnya memahami ilmu-ilmu tersebut tetapi paling tidak mereka semua sudah tau mengenai ilmu-ilmu yang telah diajarkan terebut.Â
Pembelajaran tentang ilmu-ilmu hadist ini setidaknya dapat membuat anak-anak mengerti walaupun tidak sepenuhnya paham agar mereka ketika memasuki pendidikan ke tahap selanjutnya tidak terlalu kaget dan masih ingat walaupun tidak seluruhnya dengan apa yang telah di ajarkan di Kelompok Bermain ini.