Mohon tunggu...
Apri Hidayat
Apri Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sangat mencintai sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemelut Perang Dingin 1947

23 Agustus 2023   11:29 Diperbarui: 23 Agustus 2023   12:21 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BERIKUT ADALAH BEBERAPA TAHAP PENTING SELAMA PERANG DINGIN:

Awal Perang Dingin (1945-1950an): Setelah Perang Dunia II, dunia terbagi menjadi dua blok utama dengan perbatasan ideologis. Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi pemimpin Blok Barat dan Blok Timur masing-masing. Konflik semakin meningkat ketika Uni Soviet menguasai negara-negara di Eropa Timur dan menghadapi tindakan kontainment dari Amerika Serikat, yang berusaha mencegah penyebaran komunisme.

Perlombaan Senjata dan Ketegangan (1950an-1960an): Kedua belah pihak terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dan teknologi militer. Terjadinya serangkaian uji coba nuklir oleh AS dan Uni Soviet memicu kekhawatiran global akan perang nuklir. Konflik mencapai puncaknya selama Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962, ketika dunia berada di ambang perang nuklir.

Detente (1970an): Pada dekade ini, terjadi usaha untuk meredakan ketegangan antara kedua blok. Langkah-langkah diplomasi dilakukan untuk mengurangi risiko konflik. Perjanjian Kontrol Senjata Strategis (SALT) dan Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir (CTBT) adalah contoh dari upaya ini.

Perang Proksi (1950an-1980an): Kedua belah pihak terlibat dalam konflik berskala kecil di berbagai negara di seluruh dunia. Misalnya, Amerika Serikat dan sekutunya mendukung pemberontakan anti-komunis di negara-negara seperti Korea, Vietnam, Afghanistan, dan Amerika Tengah, sementara Uni Soviet melakukan intervensi serupa di negara-negara yang berhaluan sosialis atau komunis.

Perestroika dan Glasnost (1980an): Di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet mengadopsi reformasi ekonomi (perestroika) dan transparansi politik (glasnost). Ini membuka jalan bagi perubahan yang signifikan dalam Uni Soviet dan akhirnya mengakibatkan runtuhnya rezim komunis.

Runtuhnya Uni Soviet dan Akhir Perang Dingin (1989-1991): Runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 menjadi simbol perubahan besar yang sedang terjadi. Kemudian, Uni Soviet mengalami kekacauan politik dan ekonomi. Pada akhirnya, Uni Soviet resmi bubar pada Desember 1991, menandai akhir resmi dari Perang Dingin.

Runtuhnya Uni Soviet mengakhiri periode puncak ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Meskipun Perang Dingin telah berakhir, dampak dan dinamika geopolitik serta ideologis dari konflik tersebut terus mempengaruhi dunia hingga saat ini.

Perang Dingin secara resmi berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada berakhirnya Perang Dingin adalah:

Perubahan dalam Pemimpin Uni Soviet: Kepemimpinan Mikhail Gorbachev di Uni Soviet sangat mempengaruhi dinamika akhir Perang Dingin. Gorbachev mengadopsi kebijakan reformasi ekonomi (perestroika) dan keterbukaan politik (glasnost), yang berdampak pada perubahan besar dalam sistem Uni Soviet.

Reformasi di Uni Soviet: Kebijakan perestroika dan glasnost membuka jalan bagi perubahan sosial, politik, dan ekonomi di Uni Soviet. Meskipun tujuan Gorbachev adalah memperbaiki sistem komunis, perubahan ini justru membuka ruang bagi pergerakan reformasi di negara-negara Eropa Timur yang dikendalikan Uni Soviet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun