Mohon tunggu...
Prof Dr Apridar SE M Si
Prof Dr Apridar SE M Si Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Syiah Kuala

Guru besar ilmu ekonomi studi pembangunan Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (apridar@unsyiah.ac.id)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

BUMN Benteng Ekonomi Digital UMKM

1 November 2022   08:00 Diperbarui: 2 November 2022   18:43 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran Venture Capital dan BUMN sangat besar dalam ekosistem yang terkonek dengan pasar serta Benteng ekonomi digital UMKM (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

CORPORATE Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen terhadap berkelanjutan dari dunia usaha untuk dapat berkontribusi kepada pengembangan ekonomi demi meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat atau masyarakat luas.

CSR salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya. Kepedulian sosial bahagian dari tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan perusahaan

Pelaksanaan CSR diharapkan akan berdampak pada keberlangsungan perusahaan. Sebuah perusahaan diharapkan dalam menetapkan keputusannya tidak hanya berlandaskan pada keuntungan, namun juga terhadap keberlangsungan sosial kemasyarakatan di lingkungannya untuk saat ini maupun jangka panjang.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh undang-undang nomor 20 tahun 2008.

Dengan kedudukan yang sangat strategis tersebut, membuat UMKM menjadi pilar utama penyokong ekonomi Indonesia. Lebih dari90 persen ekonomi Indonesia dilaksanakan oleh UMKM, namun asset yang dimilikinya kurang dari sepuluh persen dari total asset yang ada. Fakta itu menjadi salah satu alasan kenapa UMKM belum dapat berbuat banyak dinegerinya sendiri. 

Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu memberikan dukungan penuh bagi UMKM agar tetap eksis dalam mengepak sayap pada digitalisasi menuju pasar global.

Dukungan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur teknologi digital seperti fiber optic seluruh plosok desa. 4200 BTM yang mesti dibangun di 83 ribu desa lagi hendaknya perlu segera untuk direalisasikan. Dukungan nyata tersebut tentu akan membuat UMKM berdaya semakin nyata adanya.

Menjadi suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi yaitu semua UMKM agar terhubung dengan Market Place Digital. Ini merupakan jaringan yang perlu dijaga agar mereka tetap aksis dalam percaruran ekonomi dunia. Seluruh UMKM bidang apapun ia wajib terkonek dengan market place gital tersebut.

Tugas pemerintah berikutnya adalah memberikan penguatan kelembagaan agar mampu bersaing dengan baik dan benar. Kucuran dana 124,6 Juta triliun untuk UMKM pada tahun 2020 ini hendaknya menjadi bahagian dari penguatan yang berkesinambungan dalam menguatkan fondasi dasar dari UMKM.

Secara teknis pemerintah harus mampu membuat suatu program secara general yang dapat mempromosikan produk-produk UMKM sehingga ketika adanya pesanan yang terjadi langsung dapat terkonek ke WhatsApp berbagai UMKM yang ada dimasing-masing regional. Gadget yang dimiliki pelaku UMKM harus dapat mendukung terhadap peningkatan penjualan yang diperlukan.

UMKM yang membidangan pangan, hendaknya perlu diberi kesempatan serta penggunaan teknologi yang tinggi. Proses produksi dengan teknologi yang mumpuni sangat perlu ditingkatkan pada UMKM tersebut. Sementara proses produksi secara tradisional perlu dilepas secara bertahap dengan mengunggunakan teknologi yang lebih efektif dan efisien. Kesamaan langkah dalam membangun perekonomian sangat diperlukan untuk membangun bangsa secara bertahap.

Program karya kreatif dari berbagai UMKM seperti batik tradisional, berbagai ukiran karya seni sangat penting dilindungi dengan cara mematenkan karya seni mereka. Sinergisitas dalam membangun perekonomian bangsa sangat diperlukan. UMKM bergerak bidang apapun perlu mendapat dukungan yang sama agar mampu berjalan dan berkembang. Peluang sekecil apapun yang kita peroleh, sangat penting untuk kita atualisasikan dalam produk yang nyata.

Berbagai kebutuhan dasar dari pemerintah sudah tidak saatnya lagi diorder dari perusahan besar. Seperti, Catering, ATK, alat pembersih dan lain sebagainya, hendaknya harus menjadi barang pasukan dari UMKM.

Sudah tidak masanya lagi memberikan dukungan berlebih kepada para pengusaha yang lebih besar. Perusahaan besar sudah harus mandiri dan mampu untuk berkempetisi secaranyata dengan pergulatan dunia usaha nyata dilapangan. Kesamaan pandang dalam membangun perekonomian sudah saatnya kita kuatkan solidaritasnya.

Keinginan bersama untuk membangun perekonomian melalui UMKM merupakan kekuatan besar dimana ada 175 Juta atau 65 persen penduduk Indonesia bergerak dibidang UMKM. Kekuatan yang maha dahsyat tersebut merupakan potensi yang tidak perlu diragukan lagi untuk membangun perekonomian Indonesia. Apapun bidang yang digeluti UMKM perlu mendapat dukungan dari masyarakat. Kesamaan pandang yang demikian perlu kita lahirkan dalam komitmen bersama untuk membangun bangsa yang kita cintai ini.

Sinergisitas dalam membangun UMKM seharusnya menjadikan model pembangunan berkelanjutan yang perlu diterapkan secara nyata di negara kita. Semangat untuk membangun UMKM bidang apapun yang digeluti harus melahirkan jasa atau produk yang bermanfaat bagi masyarakat.

Perhatian serius yang diberikan menjadi suatu keharusan, agar keterpaduan dapat terbentuk dengan baik dan benar. Membina UMKM harus menjadi program prioritas dengan harapan terbentuknya fondasi ekonomi yang tangguh. Semua kekuatan seharusnya diarahkan untuk membangun sinergisitas UMKM Indonesia yang lebih produktif.

Semangat untuk membangun UMKM yang inovatif dan berkelanjutan harus menjadi prioritas. Dimana keinginan untuk berproduksi dengan tingkat inovasi yang baik, akan menciptakan peluang baru dalam berkompetisi.

Unsur inovasi harus tetap dimunculkan secara optimis. Dimana kita harapkan roh utama dari UMKM akan muncul dengan sendirinya dalam setiap proses produksi. Kejujuran yang menjadi kata kunci dalam menjalankan roda usaha harus menjadi prioritas yang tidak dapat ditawar.

Rasulullah Muhammad SAW merupakan seorang pebisnis jujur yang ulung dan sukses, bermula dari mental kemandirian dan pantang menyerah sejak kecil telah hidup berdikari sebagai pengembala kambing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Usia 12 tahun sudah berwirausaha bersama pamannya Abu Thalib ikut dalam rombongan dagang ke Suriah (Syam).

Di usianya 17 tahun sudah mahir berdagang tidak hanya ke Syam, namun beliau sudah menjadi pemimpin kafilah dagang ke Yordania, Busra Bahrain, Irak, Hijaz dan Yaman.

Dengan kejujuran serta komitmen Muhammad tidak pernah mengecewakan pelanggan, serta tidak membeda-bedakan para pelanggan apakah itu elite bangsawan, orang biasa atau budak sekalipun. Kinerja yang beliau berikan mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan.

Beliau dengan jujur memaparkan terhadap kualitas suatu barang dagangan apakah itu kelebihannya maupun kekurangan kepada pelanggan. Beliau juga tidak pernah melakukan perang harga dengan sesama pedangang sehingga dinobatkan sebagai "Al-Amin" yaitu orang yang bisa dipercaya.

Berdasarkan hasil penelitian, 80 hingga 90 persen startup gagal saat merintis usahanyadisebabkan: Pertama, sebanyak 42 persen tidak mampu melihat kebutuhan pasar. Kedua, sebanyak 29 persen disebabkan kehabisan dana. Ketiga, berjumlah 23 persen disebabkan susunan tim atau tatakelola yang tidak solid. Dan keempat, 19 persen kalah dalam berkompetisi dan terakhir sebanyak 18 persen kalah dalam harga.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peran dari Venture Capital dan BUMN sangat besar untuk dapat membuat ekosistem besar agar dapat saling terhubung kepada semua terdampingi dengan baik, supaya tidak gagal pasar.

Peluang ini sangat perlu diambil BUMN melalui pemanfaatan dana CSR yang lebih tepat guna. Untuk terciptanya lingkungan usaha yang tentram dan nyaman, saatnya BUMN dan BUMD memposisikan diri sebagai benteng pelindung ekonomi digital UMKM.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun