Mohon tunggu...
Yasmin Salma
Yasmin Salma Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Program MBKM

2 Juli 2024   09:46 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketimpangan Implementasi

Program ini juga penyebarannya masih belum merata, baik dari segi keterbukaan informasi maupun kualitas mahasiswa, tentu saja yang terpilih untuk mengikuti program MBKM kebanyakan dari universitas bergengsi yang memiliki akreditas yang baik sehingga memiliki privilege yang lebih untuk menjangkau korporasi-korporasi ternama serta memiliki mahasiswa yang sudah terseleksi dengan baik, namun bagaimana mahasiswa di luar sana yang bahkan tidak tau mengenai adanya program MBKM padahal bisa jadi mereka ialah orang-orang yang paling membutuhkan adanya program ini, tetapi tidak bisa terseleksi karena kurangnya informasi dan sumber daya yang dimiliki. 

Salah satu program MBKM yang menjadi sorotan adalah Indonesian International Mobility Awards (IISMA) yang pada realitanya sulit diikuti oleh mahasiswa kelas menengah bawah karena menggunakan sistem reimburse serta tidak mengcover semua biaya yang dikeluarkan yang terbilang cukup mahal. Meskipun tersedia pula program IISMA dengan sistem fully funded, namun hal tersebut sangat terbatas. 

Padahal mahasiswa kelas atas yang mampu secara finansial mereka memiliki privilege yang lebih untuk menuntut ilmu di luar negeri dengan sumber daya mereka sendiri, output dari program IISMA ini juga masih perlu dipertanyakan karena hanya belajar di suatu kampus luar negeri untuk sementara waktu tidak memiliki dampak yang signifikan, sehingga alokasi dana yang tidak sedikit itu pun menjadi tidak efektif, alokasi dana IISMA bisa digunakan untuk hal lain yang lebih memiliki urgensi yang jelas di bidang pendidikan misalnya untuk menaikkan gaji guru yang masih belum mendapatkan upah yang kayak atau untuk membantu anak-anak di daerah 3T (terpencil, terluar, dan tertinggal) agar setidaknya mendapatkan pendidikan dasar daripada membiayai anak-anak kelas menengah atas untuk belajar di luar negeri.

MBKM sejatinya merupakan program yang cukup inovatif namun hanya perlu dibenahi sistemnya, jangan sampai program ini membuat mahasiswa hanya berfokus untuk menjadi pekerja-pekerja korporat tanpa menyadari bahwa perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat mereka untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya khususnya yang menjadi program studi mereka untuk didalami secara lebih serius serta tidak apatis terhadap isu-isu yang terjadi. 

Solusi yang dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan polemik ini misalnya dengan menempatkan program MBKM ini di masa setelah lulus perkuliahan disertai dengan tambahan kebijakan lain khususnya mengenai usia maksimal fresh graduate melamar pekerjaan dan lain sebagainya, sehingga mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengeksplorasi pengalaman kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun