Mohon tunggu...
Wahyu Apriawan
Wahyu Apriawan Mohon Tunggu... Atlet - Sekolah

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Slametan

21 Mei 2024   13:51 Diperbarui: 21 Mei 2024   14:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Selamatan. Selamatan merupakan sebuah tradisi ritual yang hingga kini tetap dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Jawa.Salah satu upacara adat Jawa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan Tuhan.

Istilah Selamatan sendiri berasal dari bahasa arab yakni Salamah yang memiliki arti selamat atau bahagia.

Dalam prakteknya, selamatan atau syukuran dilakukan dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan kemuadian di lanjutkan dengan menikmati nasi tumpeng tersebut secara bersama -- sama.

Sejarah Tradisi Selamatan

Sejarah religi masyarakat Jawa jauh sebelum kedatangan agama Hindu dan Islam telah dimulai sejak jaman Pra Sejarah. Kebutuhan orang-orang Jawa akan keselamatan, keamanan, kesejahteraan, ketentraman serta kedamaian hidup menciptakan sebuah sistem kepercayaan (Animisme dan Dinamisme).

Sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme sangatlah melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Mereka beranggapan bahwa setiap tempat yang ada di dunia ini memiliki penjaga yang memiliki kekuatan gaib (roh) dan berwatak (baik dan buruk).

Dari sini terciptalah percampuran atau akulturasi antara agama pendatang dengan kepercayaan nenek moyang. Dalam hal ini, ritual selamatan adalah salah satu tradisi hasil akulturasi budaya yang masih tetap dilestarikan hingga saat ini.

Biasanya upacara ini di pimpin oleh pemuka agama (Modin) daerah setempat diteruskan dengan makan-makan bersama sekadarnya. Dan, dimaksudkan untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan yang maha Kuasa.

Karena tujuan utama diadakannya ritual ini adalah keselamatan, tradisi selamatan dalam praktiknya dilakukan hampir di setiap kejadian yang dianggap penting oleh masyarakat jawa. Misalnya kelahiran, kematian, pernikahan dan jika akan mengadakan suatu kegiatan besar. Pun Bakesbangpoldagri Kab. Madiun (30/9) mengadakan selamatan yang bertempat di depan Pendopo Monumen Kresek Kec. Wungu Kab. Madiun, "Semoga kegiatan Upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila besok (1/10) berjalan aman dan lancar dan memberikan manfaat bagi kita semua khususnya Masyarakat Kab. Madiun", Harap Modin yang memimpin acara selamatan. Setelah doa bersama dilanjutkan dengan menikmati nasi panggang tumpeng yang di ikuti seluruh karyawan karyawati Bakesbangpoldagri Kab. Madiun, perwakilan masyarakat dan perangkat daerah setempat. Cimp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun