Mohon tunggu...
APRIANI SILALAHI
APRIANI SILALAHI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

menulis, membaca & touring

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelecehan yang terjadi dalam Film Dear Nathan: Thank You Salma

24 Desember 2022   10:54 Diperbarui: 24 Desember 2022   11:12 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pertanyaan yang dilayangkan oleh tokoh-tokoh yang ada pada pemrosesan kasus Zana kurang lebih sebagi berikut “Kenapa tidak lari?”, “Kenapa tidak teriak?”, “Kamu pakai baju apa?” “Kenapa setelah 2 minggu kamu baru melapor?” menurut saya, pertanyaan-pertanyaan tersebut malah memberikan tekanan psikis untuk korban. Pada usaha pelaporan kasus Zana yang sudah didampingi oelh Bu Dewi dan Rebbeca berbuah nol. Zana dicabut besasiswanya.     

Perjuangan dalam menemukan titik terng pada kasus Zana tidak berhenti di pemutusan beasiswa Zana. Nathan tak henti-henti memikirkan cara untuk mendapat keadilan dari kasus yang menimpa Zana. Ia bahakan berkolaborasi dengan Gema Senja/ Afkah yang sebenarnya adalah rivalnya dalam mendapatkan kembali cintanya Salma. Dengan melakukan siaran langsung di kanal youtube Gema Senja, kasus Zana akhirnya diproses ulang.     

Bahkan Nathan dan Afkar menyambangi dekanat Fakultas Teknik dengan membawa masa, sebagai bentuk aksi solidaritas yang ditujukan kepada Zana. Pihak dekanat berhasil mengabulkan salah satu poin tuntutan dari aksi solidaritas tersebut, yakni mengembalikan beasiswa Zana.  

Namun, tuntutan untuk memproses pelaku secara hukum dan melakukan transparansi dalam pemrosesannya. Pihak dekanat tetap tidak mau tahu akan hal itu.  

Pihak dekanat seolah-olah melindungi pelaku pelecehan seksual. Bisa kita lihat bahwa pihak dekanat Fakultas Teknik, merupakan bentuk kelamnya birokrasi yang ada di Indonesia, terutama di lingkungan kampus. Bahkan kejadian itu bukan hanya terjadi pada dunia ‘fiksi’ Thank You Salma. Di kampus tercinta ini, di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya beberapa waktu lalu ada kejadian serupa, menimpa teman-teman kita. Kasus tersebut hanya berujung pada pemutusan atau pemberhentian pelaku dari kegiatan kemahasiswaan dan lembaga kemahasiswaan secara tidak hormat.     

Selain itu, terdapat simbol-simbol penindasan yang dilakukan oleh Rio dan kawankawannya yang bisa dibilang dari kalangan mnengah ke atas. Rio dan kawankaannya, menjauhi Nathan kemudian kerap mempermalukan Nathan di depan umum, bahkan motor milik Nathan dirusak dan dia disebut sebagai pengkhianat, karena membela Zana dan menuntut Rio untuk mengakui semua perbuatannnya. Dari hal tersebut kita melihat bahwa kekuasaan di Indonesia masih dapat dibeli oleh sejumlah rupiah.    

Novel Thank You Salma ini tidak bisa dikatakan sebagai novel yang asal-asalan. Karena di dalamnya terdapat isu-isu yang relevan di masa sekarang. Tidak semua karya sastra popular hanya berisi tentang kisah cinta dan hal-hal tidak mendidik. Thank You Salma mengajarkan kita, terutama kaum perempuan untuk berani melawan dan berani melaporkan segala bentuk pelecehan seksual. Novel ini juga mengangkat isu tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pejabat kampus.     

Menyikapi hal tersebut, saya pribadi sebagai perempuan sangat setuju dengan apa yang digambarkan oleh penulis dalam Thank You Salma. Pendapat perempuan bukan alat, adalah kebenaran yang harus dijunjung tinggi. Sebab pada hakikatnya perempuan memang memiliki hak yang sama, seperti laki-laki. Perempuan boleh bicara, berpendidiakn tinggi dan berkaris di bidang yang ia minati. Pelecehan terhadap perempuan yang dengan orientasi pada pakaian, fisik dan penampilan tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Panjang umur pergerakan! Hidup Perempuan Indonesia! Hidup Perempuan yang melawan!     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun