Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam

12 Desember 2020   19:49 Diperbarui: 15 Juli 2023   19:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ketika rembulan tepat di atas kepala dengan bulat sempurna.

Burung-burung bersembunyi dalam sarangnya 

Binatang liar mencari tempat hangat untuk pejamkan matanya

Hanya binatang malam berkeliaran bebas 

Burung hantu menatap tajam digelap malam

Kelelawar mengepakkan sayap hitamnya  mencari mangsa

Disudut kecil, seorang perempuan menengadahkan tangannya

Butiran mata tak henti-hentinya mengalir 

Perempuan itu teringat, Tuhan pernah mendengar doanya

Perempuan itu yakin, Tuhan kabulkan pintanya

Perempuan itu hanya meminta, Tuhan pertemukan ia dengan Dia yang pernah datang, ketika ia meringkuk sendirian 

ADSN1919

Tayang di secangkirkopibersama.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun