Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mas Bena, Aku Masih di Sini

10 Oktober 2020   20:50 Diperbarui: 10 Oktober 2020   21:03 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Hari ini aku sangat bahagia, bisa menikah dengan lelaki tampan rebutan para wanita. Mas Bena, lelaki yang baru menikahiku ini adalah seorang pengusaha muda di bidang properti. Sedang aku, adalah seorang model yang cukup terkenal di kotaku. Pernikahanku diliput televisi, karena ayah mas Bena adalah seorang pengusaha besar dan cukup berpengaruh di negeri ini. 

Tabloid ibu kota beramai-ramai mewawancarai kami. Aku harus terlihat sempurna di depan kamera, biar panas perempuan-perempuan yang berusaha mencari perhatian  mas Bena selama ini, para mantan suamiku banyak yang patah hati. 

Dukun-dukun mereka tidak mempan, mantra-mantra bagai sebuah senandung yang lenyap ditelan bumi. Aahhhh dunia serasa berada dalam genggamanku. Saat ini, aku adalah pemeran utama di dalam cerita ini.

Mertuaku memberi hadiah bulan madu keliling Eropa selama 1 bulan. Siapa yang tidak senang? Aku bagikan rasa bahagia ini ke para wartawan dan teman-temanku, bisa dipastikan mereka berdecak kagum.

Hahaha, aku merasa melayang melihat sanjungan mereka. Gayatri, seorang model biasa yang selama ini hanya terkenal di dalam kota saja, saat ini sedang diburu para wartawan. 

Oh iya, semenjak berpacaran dengan mas Bena, tawaran para desainer terkenal di negeri ini bertubi-tubi datang padaku. Aku bisa kalahkan kesombongan para seniorku dengan mudah, saatnya aku busungkan dada jika berpapasan dengan mereka.

---

Kunikmati hidup dalam kemewahan, dilayani 10 orang ART, 1 supir dan 1 bodyguard. Mereka menjagaku 24 jam. Teman-temanku banyak yang iri padaku, aku tak peduli ketika banyak bisik-bisik miring tentangku, Gayatri.

Meski aku tau, keluarga mas Bena banyak musuhnya tapi aku tidak peduli. Pun ketika mertuaku keberatan kami berangkat hanya berdua saja ke benua Eropa dalam jangka waktu yang lama, aku tidak peduli sebab aku ingin berbulan madu hanya berduaan saja dengan mas Bena dan ternyata mas Bena pun berpikiran yang sama.

Perjalanan kami sangat menyenangkan, inilah yang disebut surga dunia. Tuhan, kami sangat bahagia, ingin rasanya hidup seribu tahun lagi.

Sampai akhirnya perjalanan kami terhenti. Villa tempat kami menginap, ditembaki orang tak dikenal. Dan selanjutnya aku tidak tau lagi dengan apa yang telah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun