Tak bisa dipungkiri kehadiran  Covid-19 yang  tidak pernah kita harapkan kehadirannya, berhasil mengacaukan kehidupan manusia di dunia. Semua sektor terkena imbasnya, begitupun dunia pendidikan.
Dulu kita, terutama saya, membayangkan libur sekolah lebih  lama, kita selalu bercanda dengan me-merahkan tanggal di kalender, serta ingin merasakan kembali bulan puasa di rumah tanpa ke sekolah seperti jaman  Gus Dur menjadi orang nomor satu di negeri tercinta ini.
Sekarang doa dan harapan kita dikabulkan oleh Sang Maha Pencipta, tidak tanggung-tanggung tiga bulan penuh kita WFH dan kemungkinan diperpanjang sampai Bulan Desember 2020, otomatis peserta didik melaksanakan PJJ Â (Pembelajaran Jarak Jauh) atau BDR (Belajar Dari Rumah) lebih lama lagi.
Hari Jumat tanggal 19 Juni 2020 dan hari Sabtu tanggal 20 Juni 2020, sekolah kami melaksanakan pembagian rapor. Karena berbagai hal terpaksa kami membagikan rapor secara manual, dengan protokol kesehatan tentunya.
Baca juga: Tips Supaya Anak Tidak Bosan Belajar Daring di Rumah
Kami menyadari kemampuan orangtua peserta didik yang hampir 90 persen menengah ke bawah, setelah di evaluasi yang mempunyai android apalagi laptop hanya  sedikit, dan tidak mungkin pembagian rapor dilaksanakan secara virtual atau online.
Pembagian raporpun kami lakukan selama dua hari dan setiap kelas dibagi jadwal dengan waktu yang  berbeda, kami beri waktu setiap kelas satu setengah jam untuk membagikan rapor pada orangtua peserta didik.  Dan alhamdulillah berjalan lancar tidak ada berkerumun karena setiap guru  kelas juga membagi tiga sesi lagi sesuai absen orangtua peserta didik yang mengambil rapor. Jadi mereka tidak datang secara bersamaan.Â
Setelah pembagian rapor, saya memimpin rapat akhir tahun, untuk mengevaluasi kendala para guru, selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang sudah dilaksanakan selama tiga bulan kemarin.
Dari hasil curhatan para guru dan orangtua peserta didik, saya simpulkan sebagai berikut:
Pertama, orangtua menginginkan adanya pembelajaran tatap muka secara langsung, meski tidak tiap hari. Rata-rata orangtua merasa kewalahan dengan pembelajaran jarak jauh dan mengajar putra putrinya selama di rumah.
Baca juga: Dampak Belajar Daring Terlalu Lama