Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sebuah Ucapan

20 Juni 2020   09:09 Diperbarui: 20 Juni 2020   09:16 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maaf, awal kata terucap

Tak pernah membuat bahagia

Menggores kata akan sebuah pengakuan

Sebuah ingin, terselip lidah

Mengikuti alur tanpa batas

Menahan ombak hempaskan karang

Demi sepasang mata teduh

Tak pernah menggores sebongkah hati

Lalaiku bukan inginku

Senyuman bukan sekedar senyum

Biarlah terlihat tak berhati

Maha Pemberi nyawa tempat menitip diri

Sebelum antrian  menuju titik akhir

Ijinkan mengucap hari bahagia

Untuk orang yang aku kagumi 

"Selamat ulang tahun"

Maaf, maaf dan maaf

Sering membuat tergores hati

Hanya itu kata yang pantas terucap

Dariku, anak yang selalu menyayangimu

ADSN1919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun