Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Menulis Jadi Candu

19 Juni 2020   20:47 Diperbarui: 19 Juni 2020   20:46 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rencanamu.id

"Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah membungkam tarian penaku karena aku binasa secara perlahan".

Hobi setiap manusia ada yang sama, ada juga yang berbeda, ada yang suka menulis, membaca puisi, menyanyi, memasak, otomotif, membuat kue, bersih-bersih rumah, menjahit, memelihara binatang, naik gunung, bersepeda dan masih banyak hobi  lainnya yang tidak mungkin saya sebut satu persatu di artikel ini.

Begitupun dengan saya, dari kecil hobi  saya berbeda dengan kakak dan adik saya,  mereka suka olahraga seperti bulu tangkis, volly, tenis meja dan tenis lapangan, dari enam bersaudara hanya saya yang senang menulis, meski saat itu menulis di buku diary. 

Saya juga sering membuat puisi dan waktu kecil pernah membuat cerpen, meskipun  bahasa yang digunakan sangat sederhana alias bahasa bumi (sampai sekarang kali hehehe). 

Waktu itu saya menulis di sembarang kertas dan banyak yang tercecer bahkan  hilang entah dimana, karena banyak yang sengaja saya buang juga, khawatir dibaca orang lain terutama kakak dan adik saya yang super jahil.

Itu sekelumit cerita saya waktu masih kecil. Menjadi manajer sekolah saat ini tidak seperti yang orang lain bayangkan, karena terasa berat beban yang harus disandang seorang pemimpin, banyak pernak pernik atau kendala yang tidak pernah disangka-sangka yang harus kita hadapi.  

Baik itu menghadapi peserta didik, orangtua murid, masyarakat sekitar, guru, pengawas, LSM dan para "wartawan" yang selalu mencari berita. 

Belum lagi beberapa kegiatan dan masalah yang harus diselesaikan serta butuh pemikiran yang sangat serius, menguras tenaga dan pikiran. 

Terkadang saya sampai sakit kepala dan tidak bisa tidur bila tugas dan masalah belum ada titik temu. Kalau tugas kedinasan biasanya berupa laporan  bisa segera saya kerjakan bersama tim atau  guru-guru. 

Tapi bila sudah berhadapan dengan pihak ketiga itu yang kadang terasa rumit. Untuk mengurangi stres, saya melampiaskannya dengan menulis.

Adakalanya, ketika banyak tuntutan pekerjaan yang harus segera diselesaikan secara bersamaan dan atasan kita tidak mau tau kendala yang kita hadapi, ingin rasanya saya mengibarkan bendera putih dan kembali menjadi guru. Tapi saya berfikir kembali, kalau saya menyerah kasihan guru-guru, saya harus terlihat kuat di depan mereka.

Menulis cerpen, puisi dan artikel ringan salah satu terapi bagi saya yang bisa membuat pikiran saya fresh kembali. Belum lama ini karena sesuatu hal, saya pernah mencoba berhenti  menulis dan  tidak melakukan kegiatan apapun selain urusan sekolah.

Alhasil kepala saya terasa berat dan pusing seperti ada beban yang tidak bisa saya salurkan, perasaan saya seperti ingin marah-marah terus dan ingin berteriak, mungkin orang lain yang tidak faham mengira saya lebay atau mengada-ada tapi itu adalah kenyataan yang saya alami.

Tenyata menulis bisa menjadi candu bagi saya, jadi jangan berfikir atau menyuruh saya berhenti menulis. Dan hobi itu tidak bisa dipaksakan, saya tidak bisa seperti anda dan andapun tidak bisa seperti saya, jangan paksakan saya harus seperti anda, jadi tekuni hobi yang anda sukai, jangan pernah memaksakan diri, untuk menyukai hobi karena orang lain dan hanya ingin terlihat ada. 

Karena sesuatu yang dipaksakan itu tidak akan kekal dan terlihat konyol. Pesan saya, jadilah diri sendiri dan jangan berusaha menjadi orang lain. Salam

ADSN1919

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun