Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Pemimpin Ideal, Tidak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

10 Juni 2020   16:23 Diperbarui: 10 Juni 2020   16:50 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak mudah mengajak guru untuk berubah karena pasti ada yang pro dan kontra ini menjadi hukum alam,  awalnya saya sampai sakit kepala menghadapi guru yang kontra, lama-lama saya tetap jalankan program dengan guru-guru yang mendukung kegiatan dan saya buktikan pada mereka, saya murni ingin memajukan sekolah, sampai akhirnya guru yang kontra ikut mendukung program saya tersebut. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Menjadi Pemimpin di sekolah yang 'kurus' saja terasa berat, bagaimana dengan Gubernur dan presiden? Dengan ribuan bahkan jutaan kepala yang pasti berbeda pola pikirnya. 

Karena menjadi Pemimpin itu jangan baperan dan cepat marah, saya selalu mengevaluasi kejadian atau masalah di Sekolah dan ketika rapat itu kesempatan saya mengeluarkan unek-unek secara umum dan mengadakan pembinaan  ke guru-guru, saya lakukan untuk kebaikan mereka juga. 

Bila masalah yang sifatnya  pribadi, saya ajak mereka bicara empat mata dengan maksud tidak mau mempermalukan mereka di depan yang lain.

Pemimpin selalu dinilai salah itu memang betul dan  saya rasakan, ketika yang melakukan kesalahan itu guru dan tanpa sepengetahuan saya, tetap saja saya yang menghadapi dan menyelesaikan semua masalah. 

Saya punya pengalaman didatangi sepuluh orang wartawan dan LSM yang memakai anting dan bertato, karena kesalahpahaman salah satu anggota mereka  dengan seorang guru saya, bahasa mereka sangat kasar dan memancing emosi tapi saya tahan semua, saya hanya bisa beristigfar dalam hati dengan memasang wajah tenang, padahal saya ingin menyumpal mulut mereka satu persatu yang bicara kasar. 

Dengan alot akhirnya masalah itu selesai juga. Sampai ada guru yang bilang saya tahan banting, padahal saat itu hati saya penuh airmata menahan rasa kesal.

Saya juga pernah di kirim 'Surat cinta' dari anggota DPRD yang hanya mendengar sepihak dari orangtua murid yang kecewa dengan salah seorang guru di sekolah saya, saya balas Surat itu dan saya minta nomor HP anggota dewan itu pada orangtua yang membawa Surat anggota dewan tersebut.  

Setelah dapat no HP-nya saya jelaskan panjang lebar inti permasalahan dan meminta Anggota Dewan itu ke Sekolah, tapi beliau anggap cukup jelas dan tidak perlu ke sekolah karena saya minta bantuan juga untuk bangunan  Sekolah. Hehehe

Pemimpin itu dituntut harus sempurna dan serba tahu itu saya rasakan juga, mereka lupa bahwa pemimpin juga manusia biasa yang tidak sempurna, manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, menjadi pemimpin itu tidak mudah, apalagi menjadi pemimpin ideal, karena cara pandang mereka berbeda dalam menilai dan menginginkan seorang pemimpin menurut versi mereka. 

Jadi menurut saya jalani yang kita bisa dan perbaiki kekurangan kita, jangan malu bertanya pada guru yang lebih pintar  meski kita seorang pemimpin.

Masih banyak pengalaman yang kurang enak karena sikap guru yang suka keluar jalur, padahal tidak bosan-bosan selalu saya ingatkan ketika rapat. Ternyata menjadi pemimpin ideal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun