Tunggulah mentari terbit sampai tenggelam, tanyakan pada merpati berbulu putih, ia memberi kabar yang sebenarnya kabar, jangan  bertanya pada merpati berbulu hitam karena ia penyembunyi keberadaan.
Jangan pernah berhati hitam ketika aku tak berkabar.  Berpikirlah jernih, sebab lesatan anak panah  membekas berkali-kali, ketika engkau tak mempercayaiku membuat rasa terluka.
Bayangan masa lalu sering engkau hadirkan di masa kini, disaat aku ingin terus melangkahkan kaki meninggalkan masa silam menuju masa depan
Bukankah pertanyaan butuh sebuah jawab? Mengapa tak menunggu jawaban tapi asyik menjawab tanya sendiri. Purnama di pangkuan  tetap bulat.
Bila tak berkabar, tanyakan sebuah keberadaan pada merpati berbulu putih karena ia akan berkata jujur kepadamu
Jangan pernah menanyakan keberadaanku pada merpati berbulu hitam karena ia tidak akan pernah mau mengatakan yang sesungguhnya tentangku.
Jangan pernah menanyakan tentang perasaanku padamu pada merpati berbulu hitam, tanyakanlah  pada merpati berbulu putih, engkau akan tau betapa besar rasa cinta padamu.
Engkau adalah tujuanku sebab engkau adalah akhir dari perjalanan hidupku. Seperti katamu saat meminangku, maut yang mampu memisahkan engkau dan aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H