Malam terasa sepi saat keluar peraduan, langit terlihat temaram, kerlip kejora dari kejauhan terlihat bercahaya, perempuan itu menghitung satu persatu ada empat belas kejora yang tetap bertahan di antara gelapnya awan.
Perempuan itu selalu menghitung kejora yang nampak di langit, seperti ia menghitung kerutan di dahimu setiap kali engkau tersenyum. Setiap kerutan tersimpan kisah tersendiri, hanya engkau yang tahu.
Perempuan penghitung kejora itu tangguh, mesti dipandang sebelah mata, telunjuk tudingan ia diamkan sampai telunjuk itu tak bisa menunjuk kembali, mata-mata sinis selalu ia temui, ia diamkan pula sampai mata itu berbinar bahagia. Ada saatnya tuduhan berbuah pujian.
Saat ini, perempuan penghitung kejora, menanti jalan Tuhan membuka jalan untuknya menuju tangga cahaya, genggam erat menuju jalannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H