Luka menganga tubuh bumi pertiwi
Menyayat luka darah mengeringÂ
Wajah takut terlihatÂ
Tuhan murka
Teguran halus diabaikan
Pembusung dada?
MenangisÂ
Penjual janji?
Meratap
Haruskah makhluk bumi binasa?
Akibat keserakahan manusia
Kini
Menggelepar dipangkuan bumi pertiwiÂ
Isakan begitu dalamÂ
Jerit tertahanÂ
Tak kuasa saat Tuhan menegurÂ
Bumi pertiwi tak berdayaÂ
Catatan: puisi ini tayang di blog secangkirkopibersama.com dan sudah dimodifikasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H