Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyapu Bumi

14 Januari 2020   16:15 Diperbarui: 8 Maret 2020   11:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Awan hitam menggelayut di Langit

Memandang bumi tersenyum haru

Nampak manusia-manusia berebut mencicip neraka

Sedang nikmat surga mereka abaikan

Langit menangis dengan kencang

Basahi bumi yang kering kerontang

Bumi tak sanggup menyambut kerinduan langit

Pecah, menyapu bumi

Tangisan langit menyapu bersih bumi

Terdengar teriakan!

Terdengar tangisan!

Terdengar doa dari mulut-mulut penuh ketakutan

Terlihat wajah menghiba

Terlihat kepedihan dimata mereka

Wajah penuh belas kasihan

Kemana mereka selama ini?

Ketika nikmat Tuhan diberi

Makhluk Tuhan abai

Ketika Tuhan mengirim tangisan langit yang menyapu bumi

Terdengar doa saling sahut menyahut

Doa yang ingin di dengar Tuhan

Doa yang ingin Tuhan kabulkan

Mereka merasa kerdil

Mereka tak berdaya

Tak ada kekuasaan manusia melebihi kekuasaan Tuhan

Ingat itu!

ADSN1919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun