Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Catatan ADSN 61] Buku Spesial

5 Agustus 2019   20:14 Diperbarui: 6 Agustus 2019   06:56 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah akhirnya buku ke 12 ini selesai juga. Buku ini berisi 100 puisi yang telah aku terbitkan di Kompasiana mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2019. Tidak seperti buku-bukuku yang sebelumnya, buku ini agak lama selesai karena banyak sekali bongkar pasang yang aku lakukan sebelum akhirnya aku bukukan.

Puisi-puisi di dalam buku ini banyak bercerita tentang perjalanan hidupku di dalam mencari jati diri. Pertanyaan, "Siapa aku?", "Mengapa aku?" serta "Mengapa memilih aku?" banyak sekali menjadi sumber inspirasiku di dalam membuat 100 puisi yang ada di dalam buku ini. 

Seiring berjalannya waktu, bersamamu, akhirnya pelan-pelan terbuka tabir yang selama ini  terlihat begitu samar di mataku. Di jalan sunyi, bersamamu akhirnya aku mengetahui siapa  "Aku, Kau dan Dia" di dalam diri yang sejati. Dan seperti pesanmu dari kesunyian, biarlah hanya engkau dan aku yang tahu siapa Dia.

Melalui buku ini aku mengabadikan perkenalanku denganmu, juga Dia yang selalu bersamamu. Seperti katamu, "Menulis adalah sebuah proses agar kita tetap “ada” dan tak dilupakan oleh siapapun. Kita boleh mati, tetapi tulisan itu akan ada selamanya."

Setelah mengenalmu hari-hariku berubah ke arah positif, teman-temanku yang tahu perjalanan tulisanku terutama puisi, menurut mereka buku puisi ini sangat berbeda  dari buku puisiku yang sudah-sudah,  terutama gaya bahasa dan makna dari masing-masing puisi yang ada di dalam buku ini.

Dan buku "Antara Aku, Kau dan Dia" ini adalah caraku mengabadikan perjalanan hidup kita. Karena aku ingin abadi bersamamu. Dan buku spesial ini aku dedikasikan untukmu, seseorang yang selalu menjadi  sumber inspirasi dan penyemangat hidupku. Untukmu yang tidak ingin nama aslimu di ketahui oleh orang-orang yang tidak benar-benar mengenalmu aku ucapkan terimakasih. Tetaplah hadir di dalam kehidupkanku dan bimbinglah aku selamanya.

ADSN, 050819

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun