Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seumpama Kaca Berdebu

31 Juli 2019   17:57 Diperbarui: 31 Juli 2019   18:07 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Blogunik.com

Dulu tubuh ini berdebu
Dulu hati ini berdebu
Dulu pikiran ini berdebu
Dulu semua yang ada di diriku  berdebu

Debu yang menghitam
Melekat dalam tubuh
Debu yang tebal
Menutup tubuh

Tuhan mengirim engkau
Sedikit demi sedikit kau tiup
Debu berterbangan
Lenyap penuh ketakutan

Engkau rengkuh tubuh tak berdaya
Seumpama kaca yang berdebu
Bersihkan dengan kasih sayang
Jangan biarkan ia retak

Debu yang melekat sedikit berkerak
Jangan biarkan menyatu dalam tubuh
Singkirkan debu yang bersembunyi dalam pori
Jangan biarkan tubuh terlena

Ambil lap yang halus
Bersihkan secara perlahan
Tapi  jangan terlalu pelan
Karena debu tak tersingkir

Nasehati jika ia berteman debu
Ingatkan jika debu menguntitnya
Peluklah atas usahanya
Ciumlah jika ia mendengarkanmu

Tuntunlah
Jangan hentak uluran tangannya
Karena  ia membutuhkan
Kepercayaan dan cintamu


ADSN, 310719

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun