Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dicintaimu Anugerah Bagiku

30 Juli 2019   19:35 Diperbarui: 30 Juli 2019   19:38 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

----

Sebelum Tuhan pertemukan kita, aku adalah perempuan binal yang terjerat sandiwara dunia, semua yang aku lakukan bertentangan dengan hatiku sendiri kala itu, pergulatan panjang kulalui.

Waktu itu aku ingin berhenti, aku tersiksa dengan semua ini. Tapi apa daya cengkeraman dunia saat itu semakin erat mencengkram tubuhku, di dalam kebimbangan dan kesendirian aku semakin terpuruk kedalam kubangan dosa-dosa yang jujur saja tidak aku kehendaki.

Hari demi hari aku lalui terasa begitu hampa, di dalam kekosongan jiwa aku terus berkelana dari satu pria ke pria lainnnya, sampai aku tak tahu lagi apa itu cinta dan seperti apa rasanya dicintai dan mencintai, karena yang aku tahu selama ini hanyalah nafsu berbalut cinta.

Sampai Tuhan pertemukan kita, pelan-pelan engkau lucuti semua baju masa laluku dan engkau pakaikan baju yang baru di tubuhku dengan rasa cinta karena Tuhanku dan Tuhanmu.

Di depan cermin sering kupandangi baju pemberianmu yang terlihat bersih dan wangi itu.  

Di dalam kesunyian aku sadar bahwa engkau adalah lelaki yang di kirimkan oleh Tuhan untuk menjawab doa-doa ku.

Di saat aku merasa bimbang engkau datang dengan membawa keyakinan bahwa engkau bersedia menerimaku apa adanya.

Padamu lelakiku, aku serahkan hidup dan matiku, karena aku begitu mencintaimu, jangan biarkan aku sendirian karena tanpamu aku begitu rapuh.

Bimbing aku menuju ridho-Nya, genggam erat jemariku dan jangan engkau lepaskan lagi, karena bagiku, dirimu adalah jawaban Tuhan atas doa-doa ku selama ini.

Dan seperti katamu, aku adalah kamu dan kamu adalah aku, sakitmu adalah sakitku, sedihmu adalah sedihku, kebahagiaanmu adalah kebahagianku, kenikmatanmu adalah kenikmatanku begitupun sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun