Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Izinkan Aku Mengeja Namamu

18 Mei 2019   22:29 Diperbarui: 18 Mei 2019   22:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
alidzakyalarief.com

Dalam diam selalu ku eja namamu, ku eja huruf demi huruf, ada tujuh huruf menelisik ke dalam ingatan ah seperti hembusan angin bersembunyi dalam darah bahkan melekat dalam otak.Tak ingin mulut lain mengeja huruf demi hurufmu. Itu milikku.

Bila ada yang menyimpan nama itu dalam peti terkunci dan di simpan di sanubari terdalam, disembunyikan senyuman manis dan sapaan mesra. Atau diam-diam mengetuk pintu lelakiku dengan desahan dan mata belas kasihan. Aku akan tahu.

Bukan merpati yang memberi kabar, bukan pula hembusan angin apalagi hujan memberi jejak bahkan angin topan menggulung kasar. Bukan! tapi hati kecilmu memberi kabar. Tak perlu melipat kebohongan. Aku perempuanmu.

Rasa ikhlas engkau menjahit serpihan hati dengan benang hati, mengisi ruang kosong lalu kau kunci, tak seorangpun bisa mengisinya kecuali engkau. Ruang hati terisi ejaan namamu. Engkau lelakiku.

Pantaskah aku mengeja namamu?

ADSN, 180519

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun