Maaf, sekarang jangan sebut namaku, bibirmu gudang kebohongan, satu persatu terkuak, berusaha kau bungkus dengan kertas wangi bunga melati.
---
Sempat percaya dengan rentetan kata-kata membiru, setitik hati terasa kosong tak mau terisi, semakin berusaha meyakinkan semakin hati terasa jauh.
---
Kumohon jangan kau sebut namaku, memanggil namaku untuk di bawa ke dunia mimpimu, disana sudah sesak dengan para bidadari, jangan kau paksa aku untuk mengisi di sana terasa sesak dengan kata tak pasti.
---
Maaf, hapus namaku pada bulir-bulir mimpi indahmu, yang kurasa tak indah lagi, kejujuranmu melukai sepotong hati yang tak utuh.
---
Sekali lagi jangan panggil namaku, pergilah ke alam mimpimu, nikmati dunia yang tak nyata.
ADSN, 240319
Cat. Puisi khayalan tingkat Dewi kalau Dewakan cowok hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H