Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Air Mata Lelaki

13 November 2018   19:14 Diperbarui: 13 November 2018   19:32 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan air mata lelaki buaya

Tapi sebenar-benarnya air mata keluar dari hati

Ketika merasa terpuruk!

Merasa tak dihargai!

Merasa sendiri!

Dimana belahan jiwa meninggalkan

Seharusnya ia ada disamping

Menghapus air matanya

Mengusap kepalanya

Memeluknya penuh kasih

Berbisik mesra "tenang sayang, susah senang aku selalu ada"

Ia sudah terluka

Bagai burung bersayap patah

Jangan menambah luka

Air mata menganak sungai

Terasa ada kepedihan di sana

Pulanglah, ia butuh dirimu bukan aku

ADSN, 131118

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun