Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Kapal Perang

28 September 2017   21:32 Diperbarui: 28 September 2017   21:51 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panas Terasa terik mentari 

Keringat menguap Tanpa permisi 

Kulit mengering bagai ikan teri 

Berjejer di pasar pagi

Aku berdiri diatas geladak kapal perang 

Angin berhembus sangat kencang 

Menampar pipi dengan lancang 

Tangan mencengkram besi yang terpancang

Mata liar memandang lautan lepas 

Langit berhias awan bak kapas 

Ombak menggoyang kapal tubuh hampir terhempas

Sepasang tangan kokoh menahan tubuh yang lemas 

Terlihat wajah tampan tersenyum manis 

Indahnya 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun