Malam itu bulan bulat sempurna
Di saat kau datang padaku menawarkan benda memesona
yang kusangka cinta..
Itu bukan cinta sayang.
Kau datang dengan sepotong roti..
sepotong roti yang telah pernah kau cicip berdua dengannya
yang telah dia lumat kenikmatannya!
Ah, aku salah kalau mengira itu sepotong roti
karena itu hanya remahan roti yang kau bawa padaku.
Aku harus bagaimana?
Ku genggam remahan itu, ku telan bulat-bulat
terasa getir, manis sekaligus memuakkan
karena kutahu pernah ada tangan dan mulut kalian berdua yang pernah menikmatinya
Tapi itu tak penting sayang, toh kau di sini bersama ku menikmati remahan roti ini
disaksikan bulan bulat sempurna bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H