Seperti yang diketahui perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China ini telah berlangsung dari tahun 2018. Perang ini terjadi ketika AS mengalami defisit yang semakin membesar, karena merasa tidak adil atas praktik perdagangan china membuat Presiden AS, Donald Trump memutuskan untuk menaikan tarif tambahan pada beberapa jumlah produk China, sehingga memicu terjadinya perang dagang dari hasil kebijakan yang diterapkan oleh Donald Trump dan membuat kedua negara adidaya ini menegang.Â
Sementara itu, China dengan cepat menanggapi kebijakan AS tersebut dengan melakukan serangan balasan dengan menaikkan juga  tarif masuk pada produk-produk AS senilai sekitar $3 miliar. Meski sudah melakukan kegiatan berdiplomasi berkali-kali, kedua negara tersebut masih belum bisa menemukan jalan keluar.Â
Dari konflik perang dagang yang ditimbulkan oleh AS-China ini, menyebabkan penghambatan pada proses ekspor dan impor dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di China maupun AS. Banyak perusahaan merelokasikan perusahaannya dari China ke negara lain guna untuk menghindari kebijakan tarif bea masuk. Di saat kedua negara tersebut berlomba-lomba menaikan tarif impor, terdapat beberapa negara yang mendapat keuntungan. Hal ini disebabkan adanya relokasi perusahan-perusahan yang pindah dari China. Seperti ke negara Kamboja, Vietnam, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, India dan Thailand.Â
Dari beberapa negara tersebut, Vietnam adalah salah satu negara yang mengalami peningkatan drastis dalam mengekspor ke AS. Vietnam menjadi negara tujuan relokasi yang banyak ditempati oleh perusahaan-perusahaan dari China karena salah satu alasannya adalah kedekatan letak geografis dan juga penawaran biaya produksi yang lebih murah dibandingkan di negara sebelumnnya.Â
Selain itu, Vietnam memiliki kesamaan dengan China dalam segi mengekspor produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasokan AS. Perang dagang AS-China ini berdampak positif pada Vietnam, yaitu pada peningkatan ekspor barang jadi dari Vietnam ke AS. Dengan itu, memungkinkan Vietnam untuk mengekspor produknya kepada AS, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan negara. Selain itu, dampak dari perang dagang ini adalah meningkatkan nilai investasi dalam infrastruktur di Vietnam karena banyak perusahaan yang pindah ke Vietnam.
Bagi Vietnam perang dagang antara China-AS ini adalah sebuah keuntungan yang besar karena telah memberikan dorongan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan industri manufaktur negaranya. Dengan adanya relokasi ini, Vietnam dapat memperluas pangsa atau target pasarnya dan kapasitas produksi yang meningkat drastis dari sebelumnya. Tidak hanya meningkatkan nilai produksi saja, tetapi juga relokasi ini dapat membantu meningkatkan modernisasi teknologi, khususnya pada bidang teknologi dan komunikasi. Kemajuan teknologi ini dapat memperkuat infrastruktur sehingga dapat menarik banyak investasi asing dan meningkatkan keahlian pada sumber daya manusianya. Dengan demikian, Vietnam siap dan mampu bersaing secara global, memperkuat posisinya sebagai pusat manufaktur yang berkembang pesat, dan menaikan statusnya sebagai negara dengan industri yang maju dan teknologi yang kualitas di Asia Tenggara.
Dalam situasi perang dagang ini Vietnam juga mendapatkan keuntungan lain seperti, menarik lebih banyak investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).Vietnam menjadi negara tujuan bagi para investor asing karena Vietnam memiliki daya tariknya tersendiri dan juga untuk mengenai perizinan di sana tidak memakan waktu yang lama. Dari investasi yang masuk tersebut memberi banyak keuntungan pada stabilitas ekonomi Vietnam. Dengan adanya investasi langsung ini dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal. Pemerintahan Vietnam juga meningkatkan kebijakan perdagangannya agar lebih banyak investor yang tertarik. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan dan individu di Vietnam saja, tetapi juga berlaku untuk perusahaan asing. Yang di mana kebijakan ini berfokus pada perjanjian pengekang persaingan, dominasi pasar, konsentrasi ekonomi, dan praktik-praktik yang tidak adil. Hal ini ada untuk mencegah atau menghindari dari tindakan perusahaan asing yang berpotensi memiliki persaingan di pasar domestik.
Pemerintah Vietnam mendukung pembangunan infrastruktur dengan berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan jalan raya, pelabuhan, dan fasilitas lainnya. Investasi ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor industri yang semakin pesat. Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan koneksi domestik, tetapi juga memperkuat posisi Vietnam sebagai hubungan perdagangan internasional. Vietnam berhasil memposisikan dirinya sebagai penerima manfaat utama dari perubahan dinamika perdagangan global yang disebabkan oleh perang dagang antara China dan AS. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah, seperti peningkatan infrastruktur dan kebijakan ramah investasi, membuat negara ini semakin menarik bagi investor asing. Namun, tantangan tetap ada, seperti ketergantungan yang tinggi pada investasi asing dan perubahan kebijakan perdagangan internasional yang terus berubah. Tantangan-tantangan ini harus dihadapi dengan bijaksana dan hati-hati.Â
Secara keseluruhan, perang dagang China-AS memberikan tantangan sekaligus peluang bagi Vietnam. Dengan memanfaatkan peluang ini secara efektif, Vietnam berhasil meningkatkan ekspor, menarik lebih banyak investasi, dan memperkuat ekonomi domestiknya. Namun, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, diperlukan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan, investasi yang tepat sasaran, dan kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan global.Â
Kebijakan yang inovatif dan fleksibel sangat penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ini dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul di masa depan. Vietnam perlu fokus pada diversifikasi ekonominya, mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu, dan memperluas basis industrinya. Ini termasuk pengembangan sektor teknologi tinggi dan layanan yang dapat memberikan nilai tambah lebih besar. Selain itu, memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara lain dan berpartisipasi aktif dalam perjanjian perdagangan internasional akan membantu Vietnam mempertahankan posisinya dalam perdagangan global.
Dengan demikian, melalui investasi yang cerdas dan kebijakan yang responsif, Vietnam dapat terus tumbuh dan berkembang, menjadikan dirinya sebagai salah satu ekonomi paling dinamis di kawasan Asia Tenggara. Vietnam berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melakukan reformasi pendidikan dan pelatihan keterampilan. Pemerintah Vietnam bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengembangkan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri modern.Â
Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kerja Vietnam memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan teknologi dan dapat memenuhi permintaan pasar global yang semakin maju dan kompetitif. Melalui reformasi pendidikan, Vietnam memperbarui kurikulum untuk mencakup keterampilan teknologi dan digital yang relevan.Â
Pemerintah juga mendukung program-program vokasional yang fokus pada keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di industri. Kemitraan dengan perusahaan swasta memungkinkan adanya magang dan pelatihan di tempat kerja, yang memberikan pengalaman praktis kepada para pekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H