Mohon tunggu...
Apriana Arabela
Apriana Arabela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apriana Arabela Boro sanggar,Bima Hobi nyanyi,nonton tiktok Prodi PGSD FKIP

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gangguan dalam perkembangan sosial emosional

19 Januari 2025   05:47 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:47 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional adalah bagian integral dari perkembangan anak yang mencakup kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri, berinteraksi dengan orang lain, serta membangun hubungan yang sehat. Namun, pada sebagian anak, perkembangan ini dapat terganggu, yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Gangguan sosial-emosional sering terlihat dalam kesulitan memahami emosi, berinteraksi dengan teman sebaya, atau merespons situasi sosial secara tepat. Beberapa gangguan sosial-emosional yang umum ditemukan meliputi gangguan kecemasan sosial, gangguan perilaku, ADHD, dan gangguan spektrum autisme.

1. Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial adalah kondisi di mana individu merasa cemas yang berlebihan dalam situasi sosial. Anak-anak dengan gangguan ini merasa takut atau cemas ketika harus berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam situasi yang melibatkan perhatian atau penilaian publik. Mereka mungkin menghindari sekolah atau kegiatan sosial karena takut dipermalukan. Kecemasan sosial yang tidak ditangani dapat mengganggu kemampuan anak untuk menjalin hubungan yang sehat, serta mempengaruhi kinerja akademis dan sosial mereka.

2. Gangguan Perilaku

Gangguan perilaku, seperti gangguan perilaku oposional dan gangguan kontrol impuls, sering muncul pada anak-anak dan mempengaruhi perkembangan sosial-emosional mereka. Anak-anak dengan gangguan ini menunjukkan perilaku agresif, impulsif, atau melawan otoritas. Mereka sering kesulitan mengikuti aturan sosial atau berinteraksi dengan cara yang diterima masyarakat. Gangguan ini terkait dengan masalah pengelolaan emosi, seperti kemarahan berlebihan, yang dapat mengganggu perkembangan empati dan keterampilan sosial mereka.

3. Gangguan Defisit Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)

Anak-anak dengan ADHD menghadapi tantangan besar dalam mengatur emosi dan perilaku mereka. ADHD ditandai dengan ketidakmampuan untuk fokus, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Gangguan ini menyebabkan kesulitan dalam menjaga perhatian atau bertindak tanpa mempertimbangkan akibatnya. Hal ini dapat mengganggu interaksi sosial dengan teman sebaya dan orang dewasa, serta menyebabkan anak merasa terisolasi atau kesulitan mengembangkan keterampilan sosial. Anak dengan ADHD juga cenderung kesulitan mengendalikan emosi, yang dapat mengarah pada ledakan kemarahan.

4. Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan menunjukkan perilaku sesuai norma sosial. Anak dengan ASD sering kesulitan memahami isyarat sosial, seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh, yang menghambat kemampuan mereka berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka mungkin memiliki minat yang sangat terbatas pada aktivitas tertentu dan kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas. Walaupun demikian, dengan intervensi yang tepat, anak-anak dengan ASD dapat belajar mengembangkan keterampilan sosial.

5. Gangguan Depresi dan Gangguan Mood Lainnya

Anak-anak dengan gangguan depresi atau gangguan suasana hati lainnya sering kali merasa terisolasi atau tidak berharga, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan sehat. Gejala seperti perasaan sedih mendalam, kehilangan minat pada aktivitas, dan kelelahan dapat mengurangi partisipasi anak dalam interaksi sosial dan mengelola emosi mereka secara konstruktif. Depresi yang tidak ditangani dapat mengarah pada isolasi sosial yang lebih besar dan menghambat perkembangan sosial-emosional anak.

Pengaruh Lingkungan dan Pengasuhan

Faktor lingkungan dan pengasuhan berperan besar dalam perkembangan sosial-emosional anak. Pengalaman traumatis, pengabaian, atau kekerasan dapat memperburuk gangguan dalam perkembangan sosial-emosional. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil atau penuh konflik cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, pola asuh yang kurang mendukung atau terlalu keras dapat menghambat kemampuan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.

Penanganan Gangguan Perkembangan Sosial-Emosional

Penanganan gangguan dalam perkembangan sosial-emosional melibatkan pendekatan yang menyeluruh, termasuk terapi perilaku kognitif, terapi sosial, dan intervensi pendidikan. Pendekatan yang berbasis pemahaman perkembangan anak dan kebutuhan emosional mereka sangat penting untuk meningkatkan keterampilan sosial, empati, dan regulasi emosi. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

Kesimpulan

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat. Beberapa gangguan yang umum ditemui meliputi gangguan kecemasan sosial, gangguan perilaku, ADHD, gangguan spektrum autisme, dan gangguan mood seperti depresi. Masing-masing gangguan ini memiliki dampak yang berbeda pada perkembangan sosial-emosional anak dan dapat menghambat keterampilan sosial serta kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun