Mohon tunggu...
Apriana Arabela
Apriana Arabela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apriana Arabela Boro sanggar,Bima Hobi nyanyi,nonton tiktok Prodi PGSD FKIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jean Piaget

18 November 2024   18:49 Diperbarui: 18 November 2024   19:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jean Piaget dan Teori Perkembangan Kognitif
Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang dikenal sebagai pelopor teori perkembangan kognitif. Teorinya berfokus pada cara anak-anak memahami dan menginterpretasikan dunia seiring pertumbuhan mereka. Melalui penelitian yang mendalam, Piaget menyimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap melalui serangkaian tahapan yang saling terkait. Artikel ini akan membahas secara mendalam teori Piaget, termasuk tahapan perkembangan kognitif dan implikasinya dalam pendidikan.

A. Konsep Dasar Teori Piaget
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif adalah proses aktif di mana individu membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Proses ini melibatkan tiga mekanisme utama: asimilasi, akomodasi, dan equilibration.
 1. Asimilasi: Anak menggunakan skema atau pola pikir yang sudah ada untuk memahami informasi baru. Sebagai contoh, seorang anak yang sudah mengenal konsep "anjing" mungkin akan menganggap seekor serigala adalah "anjing".
  2. Akomodasi: Anak memodifikasi skema yang sudah ada untuk menyesuaikan dengan informasi baru. Dalam contoh sebelumnya, anak akhirnya memahami bahwa serigala berbeda dari anjing meskipun memiliki kesamaan.
3. Equilibration: Proses yang membantu anak mencapai keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi untuk membangun pemahaman yang lebih kompleks.
 
Melalui kombinasi ketiga mekanisme ini, anak-anak secara bertahap mengembangkan pemahaman yang lebih matang tentang dunia.

B. Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap utama yang masing-masing memiliki karakteristik unik:
 1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
        Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan menggunakan indra dan gerakan fisik. Ciri utama dari tahap ini adalah:
   - Skema sensorimotor: Anak menggunakan refleks dasar seperti menggenggam dan mengisap untuk memahami dunia.
  - Permanensi objek: Anak mulai memahami bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.
  2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)
       Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol seperti kata-kata dan gambar untuk merepresentasikan dunia. Namun, mereka masih memiliki keterbatasan dalam berpikir logis. Karakteristik utama meliputi:
  - Egosenrisme: Anak sulit memahami sudut pandang orang lain.
  - Pemikiran intuitif: Anak cenderung membuat kesimpulan berdasarkan apa yang mereka lihat tanpa menganalisis logikanya.
  3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Pada tahap ini, anak mulai mampu berpikir logis tentang situasi konkret. Mereka dapat memahami konsep seperti konservasi (kesadaran bahwa jumlah atau volume tetap sama meskipun bentuk berubah) dan hubungan sebab-akibat.
- Reversibilitas : Anak menyadari bahwa suatu tindakan dapat dibalikkan.
- Klasifikasi: Anak mulai mampu mengelompokkan objek berdasarkan kategori tertentu.

4. Tahap Operasional Formal (11 Tahun ke Atas)
    Tahap terakhir ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak dan logis. Anak-anak dapat memahami konsep-konsep teoritis, membuat hipotesis, dan mengevaluasi ide-ide secara kritis.
   - Pemikiran hipotetis-deduktif: Anak mampu merancang solusi untuk masalah yang kompleks.
   - Abstraksi: Anak dapat memahami gagasan yang tidak berwujud, seperti keadilan dan cinta.

C. Implikasi Teori Piaget dalam Pendidikan
    Teori Piaget memberikan landasan penting bagi pengembangan metode pengajaran yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Beberapa implikasi utamanya adalah:
  1. Pembelajaran Berbasis Eksplorasi
       Piaget menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru didorong untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa bereksperimen dan mengeksplorasi.
  2. Penyusunan Kurikulum Berdasarkan Tahap
       Kurikulum harus disusun sesuai dengan kemampuan kognitif siswa. Misalnya, anak-anak pada tahap operasional konkret memerlukan materi yang melibatkan objek nyata, sedangkan siswa pada tahap operasional formal dapat belajar melalui diskusi abstrak.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
    Menurut Piaget, cara anak-anak mencapai pemahaman lebih penting daripada jawaban yang benar. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk menjelaskan alasan di balik pemikiran mereka.
4. Menghargai Perbedaan Individu
     Tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yang sama. Teori Piaget mengingatkan pendidik untuk menghargai perbedaan individu dalam kemampuan kognitif.
 
D. Kritik terhadap Teori Piaget
     Meskipun memiliki pengaruh besar, teori Piaget tidak luput dari kritik. Beberapa kritik utama meliputi:
     - Penekanan pada Tahapan: Peneliti modern menemukan bahwa perkembangan kognitif tidak selalu terjadi dalam tahapan yang kaku.
- Kurangnya Pengaruh Sosial: Piaget kurang memperhatikan peran budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif. Hal ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lev Vygotsky.
- Metode Penelitian: Penelitiannya sering kali dilakukan pada sampel kecil, sehingga sulit digeneralisasi.

Kesimpulan
Jean Piaget memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam memahami perkembangan kognitif manusia. Teorinya menekankan bahwa anak-anak bukanlah penerima pasif informasi, melainkan individu yang aktif membangun pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi. Dengan memahami tahapan perkembangan kognitif yang dijelaskan Piaget, pendidik dan orang tua dapat membantu anak-anak mencapai potensi kognitif mereka secara maksimal.
Teori ini tetap relevan hingga saat ini, meskipun membutuhkan pembaruan dan pengayaan dari penelitian modern untuk menjawab tantangan pendidikan di era global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun