Bruner juga berpendapat bahwa struktur kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat terus membangun pengetahuan yang lebih kompleks di atas pemahaman mereka yang sudah ada. Spiral curriculum adalah salah satu gagasannya, di mana konsep-konsep utama diajarkan berulang kali dengan tingkat kedalaman yang semakin tinggi seiring dengan perkembangan siswa.
Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Pendidikan
Teori konstruktivisme memberikan berbagai implikasi dalam pengajaran dan pendidikan. Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran harus:
1. Aktif dan interaktif: Siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bukan sekadar menjadi penerima informasi pasif.
2. Berpusat pada siswa: Pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa, di mana mereka diberi ruang untuk mengeksplorasi, menemukan, dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
3. Kontekstual: Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan nyata dan pengalaman siswa, sehingga mereka dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
4. Kolaboratif: Interaksi sosial, baik dengan teman sebaya maupun guru, merupakan bagian penting dari pembelajaran. Dengan berkolaborasi, siswa dapat saling membantu dan memperluas pemahaman mereka.
Kritik Terhadap Konstruktivisme
Walaupun konstruktivisme telah menjadi salah satu pendekatan yang populer dalam pendidikan, terdapat beberapa kritik terhadap teori ini.salah satunya adalah bahwa pendekatan ini bisa terlalu mengandalkan siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep penting,yang kadang-kadang dapat menyebabkan miskonsepsi atau kesalahan pemahaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H