Mohon tunggu...
Apriana Arabela
Apriana Arabela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apriana Arabela Boro sanggar,Bima Hobi nyanyi,nonton tiktok Prodi PGSD FKIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konstruktivisme

15 Oktober 2024   09:54 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bruner juga berpendapat bahwa struktur kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat terus membangun pengetahuan yang lebih kompleks di atas pemahaman mereka yang sudah ada. Spiral curriculum adalah salah satu gagasannya, di mana konsep-konsep utama diajarkan berulang kali dengan tingkat kedalaman yang semakin tinggi seiring dengan perkembangan siswa.

Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Pendidikan

Teori konstruktivisme memberikan berbagai implikasi dalam pengajaran dan pendidikan. Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran harus:

1. Aktif dan interaktif: Siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bukan sekadar menjadi penerima informasi pasif.

2. Berpusat pada siswa: Pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa, di mana mereka diberi ruang untuk mengeksplorasi, menemukan, dan membangun pengetahuan mereka sendiri.

3. Kontekstual: Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan nyata dan pengalaman siswa, sehingga mereka dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.

4. Kolaboratif: Interaksi sosial, baik dengan teman sebaya maupun guru, merupakan bagian penting dari pembelajaran. Dengan berkolaborasi, siswa dapat saling membantu dan memperluas pemahaman mereka.

Kritik Terhadap Konstruktivisme

Walaupun konstruktivisme telah menjadi salah satu pendekatan yang populer dalam pendidikan, terdapat beberapa kritik terhadap teori ini.salah satunya adalah  bahwa pendekatan ini bisa terlalu mengandalkan siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep penting,yang kadang-kadang dapat menyebabkan miskonsepsi  atau kesalahan pemahaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun