Apabila interaksi sosial diulang-ulang menurut pola yang sama, dan bertahan selama jangka waktu yang relatif lama, maka terjadilah hubungan sosial (social relations). Kalau hubungan-hubungan sosial tersebut dilakukan dengan cara sistematis dan berdasarkan kepada suatu rancangan kaedah yang tertentu , maka hubungan sosial berubah manjadi sistim sosial (socialsystem). Suatu sistem sosial yang merupakan pusat perhatian berbagai ilmu-ilmu sosial, merupakan suatu wadah dan proses dari pola-pola interaksi sosial. Secara struktural, maka suatu sistim mencakup unsur pokok sebagai berikut:
a. Â Â Â Kepercayaan, yaitu hipotesa tentang gejala yang dihadapi, gejala mana dianggap benar,
b. Â Â Â Perasaan, yakni sikap yang didasarkan pada emosi atau prasangka (prejudice),
c. Â Â Â Tujuan yang merupakan cita-cita yang harus dicapai melalui proses perubahan, atau dengan jalan mempertahankan sesuatu,
d. Â Â Â Kaedah, yaitu pedoman tentang tingkah laku yang pantas,
e. Â Â Â Kedudukan, peranan dan pelaksanaan peranan yang merupakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta penerapannya di dalam proses interaksi sosial,
f. Â Â Â Tingkatan atau jenjang, yaitu proses sosial yang menentukan alokasi hak-hak dan kewajiban-kewajiban,
g. Â Â Â Sanksi, yakni suatu persetujuan (= sanksi positif) atau penolakan (= sanksi negatif) terhadap pola-pola perikelakuan tertentu,
h. Â Â Â Kekuasaan, yang merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, agar dia berbuat sesuai dengan kemauan pemegang kekuasaan,
i. Â Â Â Â Fasilitas yang merupakan sarana-sarana untuk mencapai tujuan.
Â