Ketika dia cukup lama bergabung dengan kelompok agamis itu,  dia akhirnya tidak taat lagi dengan perintah agama melainkan dia mengalami kemunduran yang sangat drastis. Semua itu dikarenakan, rasa kecewanya terhadap kelompok-kelompok agamis, yang ternyata mereka hanya menggunakan jubah agama untuk menutupi kebusukan mereka. Dalam kondisi kecewa atau kaget, ia pun menjadi manusia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Dia yang dulu taat  pada agama, kini sudah muak untuk beribadah. Dia yang dulu sangat fanatik dengan maksiat, kini hidup dalam dunia yang penuh dengan kemaksiatan. Akan tetapi, dalam menjalani kehidupannya yang terbalik itu, ia memikirkan apa yang orang lain tidak pikirkan.
Nah dari situlah, pembaca diajak untuk membuka mata lebar-lebar dengan melihat lingkungan sekitar dengan lebih kritis, karena apa yang tampak di luar, bisa jadi sangat berbeda dengan yang ada di dalam. Di luar, orang bisa terlihat sangat berwibawa atau suci, untuk menunjukkan dirinya bahwa dia bertuhan.
Secara pribadi, buku ini sangat wajib dibaca untuk bahan merenung. Setelah kubaca buku ini, saya bertanya pada diriku, apakah selama ini saya benar2 beragama? Atau jangan-jangan, selama ini saya hanya beragama karena tuntutan administrasi.
Tersedia juga versi vidio/audio-nya. Dapat dikunjungi di sini https://youtu.be/uefQJ27ShYk
IG: @apriajijunantos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H