Mohon tunggu...
Aprian Darso
Aprian Darso Mohon Tunggu... -

Pejalan sambil memotret keindahan alam Indonesia, agar tetap indah dan asri "Selamanya Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Entikong, Perbatasan Terdepan Indonesia

30 Januari 2016   23:29 Diperbarui: 30 Januari 2016   23:44 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Arah ke Malaysia"]

[/caption]

Tak jauh beberapa puluh meter kedepan sebelum memasuki negara tetangga, negara Malaysia, kita berada di Zona Netral dimana ini adalah zona yang benar-benar aman, steril dari pihak keamanan Indonesia dan Malaysia.

Di zona netral kita sudah ditunggu oleh crew dan kepala dusun dari salah satu desa di Entikong bernama Pak Minggu. Pak Minggu akan menceritakan aktivitas sehari-sehari, kebudayaan dua negara tersebut, dan hal-hal yang menarik di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Pak Minggu menceritakan banyak warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia sebagai tukang kebun kelapa sawit, tenaga pekerja keras dan tenaga kerja rumah tangga, perbedaan upahnya pun sangat berbeda drastis sekali jika warga kita yang bekerja di negara sendiri, upahnya sekitar 50rb-80rb sedangkan jika di negara tetangga upahnya sekitar 120rb-150rb, untuk perbedaan upah yang sangat jauh Pak Minggu berkata jika upah di Indonesia kita tidak akan cukup, sangat kurang sekali untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan di upah di Malaysia kita masih bisa nafas, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

[caption caption="Pak Minggu yang berbaju kuning"]

[/caption]

[caption caption="Pak Minggu menjelaskan keadaan di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia"]

[/caption]

[caption caption="Pak Minggu menjelaskan di wilayah Zona Netral"]

[/caption]

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disini, banyak warna negara kita yang lebih memilih belanja di negara tetangga, katanya pasar di negara tetangga lebih lengkap dan murah dibanding negara kita, dan lokasinya lebih dekat, kurang lebih sekitar 1 jam menggunakan kendaraan sedangkan di negara kita sendiri harus berkendara kurang lebih 4 jam.

Kemudian untuk layanan kesehatan juga, kita kalah jauh dari negara tetangga, jika sakit atau saat dalam keadaan kritis penanganan kesehatan tim medis di negara kita sangat lambat sekali, untuk meminta mobil ambulance pun membutuhkan waktu yang sangat lama, sedangkan untuk negara tetangga layanan kesehatan cepat tanggap, ambulance pun siap sedia, dan tim medis cepat bertindak.

Jadi banyak negara kita saat ini lebih memilih bekerja, berobat dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di negara tetangga dibanding negeri sendiri. Untuk saat ini kita akui kalah telak dari negara tetangga untuk fasilitas tersebut, namun suatu saat nanti saya percaya keadaan akan berbalik, entah itu kapan akan terjadi. Yang pasti semua pihak, baik itu pemerintah pusat atau daerah, bergotong-royong mewujudkan dan menjadikan daerah-daerah perbatasan terdepan Indonesia lebih maju. Melihat perbedaan yang timpang jauh ini, kita sebagai warga Indonesia sangat sedih dan miris sekali hidup di perbatasan terdepan Indonesia, namun kita mesti bangga juga bahwa pembangunan di Malaysia yang dekat dengan perbatasan wilayah Entikong Indonesia - Tebedu Malaysia, pembangunan disana hampir seluruhnya yang mengerjakan adalah Orang Indonesia, horeee, mendengar itu senang sekali ada yang bisa dibanggakan.

Beberapa menit setelah Pak Minggu menjelaskan hujan turun sehingga para risers dan crew berteduh di pasar sekalian makan siang karna waktunya sudah menunjukkan untuk makan siang.

[caption caption="makan siang"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun