Mohon tunggu...
Apreta PutriAyuningsih
Apreta PutriAyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa psikologi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bimbingan dan Konseling Menakutkan? Bagaimana di SMAN 1 Malang?

24 Oktober 2023   07:17 Diperbarui: 24 Oktober 2023   10:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan peserta didik didentifikasi berdasarkan asumsi teoritik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Asesmen non test yang digunakan adalah ITP dengan aplikasi pengolah ATP, dan juga mempertimbangkan program yang dibuat tahun llau, studi lapangan dan masukin dari guru. Kebutuhan tersebut meliputi bidang pribadi seperti pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bidang sosial seperti pemantapan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif, bidang belajar seperti pemantapan sikap dan kebiasaan belajar efektif dan efisien secara produktif baik dalam mencari informasi dari sumber belajar, bersikap, pada guru dan narasumber lainnya, dan yang terakhir bidang karir seperti pemantapan pemahaman diri berkenan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan. Berdasarkan kebutuhan tersebut dirumuskan tujuan dari pelayanan setiap bidang seperti misalnya pada bidang pribadi maka rumusan tujuannya ialah : hak , kewajiban dan tata tertib sekolah, dengan tujuan layanan : peserta didik memahami hak, kewajiban dan tata tertib sekolah sehingga dapat melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Komponen program bimbingan dan konseling di SMAN 1 Malang meliputi : 1) layanan dasar, 2) layanan permintaan dan perencanaan individual, 3) layanan responsif 4) layanan dukungan sistem. Juga terdapat beberapa aspek perkembangan yang menjadi landasan dalam mengembangkan kerangka kompetensi kemandirian siswa menengah atas yaitu : 1) landasan hidup religius, 2) landasan perilaku etis, 3) kematangan emosi 4) kematangan intelektual, 5) kesadaran tanggung jawab sosial, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan layanan dan program BK terdiri dari jenis-jenis layanan yaitu : 1) layanan orientasi 2) layanan informasi 3) layanan penempatan dan penyaluran 4) layanan penguasaan konten, 5) konseling perorangan, 6) bimbingan kelompok , 7) konseling kelompok, 8) layanan konsultasi, 9) layanan mediasi. Kegiatan pendukungnya berupa 1) aplikasi instrumental, 2) himpunan data 3) konferensi kasus, 4) kunjungan rumah, 5) tampilan kepustakaan, 6) alih tangan kasus.

Dalam rangka lebih mengembangkan kompetensi siswa, layanan konseling perlu untuk dinilai. Hasil penilaian dipakai untuk melihat efektivitas layanan. Adapun layanan konseling meliputi penilaian hasil yang terdiri dari : 1) penilaian segera ( LAISEC), 2) penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), 3) penilaian jangka panjang ( LAIJAPANG)  dan penilaian proses yaitu dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam SATLAN dan SATKUNG.

Sarana layanan bimbingan dan konseling meliputi 1) alat pengumpul data,2) alat penyimpan data, 3) dan perlengkapan teknis, sedangkan prasarananya terdiri dari 1) ruang bimbingan dan konseling 2) anggaran biaya untuk menunjang kegiatan BK (biaya home visit, penggandaan instrumen BK)

Menurut Guru BK layanan bimbingan dan konseling tentu mempengaruhi siswa/i namun membutuhkan waktu lama, terkadang sampai wali kelas menyerah karena sudah berulang kali mengingatkan, “ kalau Wali kelas menyerah, maka Guru BK tidak boleh menyerah” ungkap Pak Agus. Karena guru BK harus berjuang dan menggunakan hati yang besar demi psikologis siswa/i yang terjaga.

Problematika yang sering dialami siswa dan konselor di SMAN 1 Malang yaitu ada beberapa siswa yang kabur atau bolos, orang tua tidak mengetahui hal tersebut dikarenakan siswa tidak berkata jujur kepada orang tuanya, adanya anak berkebutuhan khusus yang sering mengalami problem dengan teman sebayanya. Keterbatasan ekonomi juga menjadi faktor problematika siswa di sekolah ini, siswa/i yang mengalami kelelahan karena harus bekerja sampai larut malam sehingga sering tidur di kelas dan juga tidak masuk kelas. Adanya siswa yang mengalami keterlambatan belajar, sedangkan tantangan terbesar guru BK adalah ketika orang tua dari siswa/i tidak lagi memperdulikan keadaan anaknya sendiri dan tidak mendukung anak menjadi lebih baik. .

Menurut survei yang telah dilakukan kepada 46 siswa/i SMAN 1 Malang didapatkan hasil 47,8% merasa senang bke ruang BK, 34,8% tertarik menceritakan masalah yang dihadapi kepada BK, 71,7%  mengatakan bahwa guu BK membantu mengatasi permasalahan yang dialami, 43,5% merasa nyaman ketika menceritakan maslaah kepada guru BK, 41,3%  merasa aman bila menceritakan masalah pribadi kepada guru BK, 84,8% merasa Guru BK tidak mengintimidasi,  ketika menceritakan permasalahan, 52,2 % Layanan BK di sekolah adalah tempat mencurahkan segala keluh dan kesah, 10,9% membuat jadwal khusus untuk berkonsultasi pada guru BK, 65,2% senang mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolahan, 84,8% guru BK di sekolah memberikan informasi yang berguna, 63% mengatakan ketika mempunyai masalah maka selalu mengingat bimbingan dari guru BK, 76,1% mengatakan bahwa guru BK memotivasi ketika merasa malas untuk bersekolah, 58,7% merasa ketika mengikuti kegiatan BK, prestasi menjadi lebih baik, 87% mengatakan  dengan mengikuti kegiatan BK pribadinya menjadi lebih baik, 78,3% setelah mengikuti layanan BK jadi rajin berangkat ke sekolah, 89,1% layanan BK membantu dalam menentukan studi lanjut, 67,4% Guru BK membuatnya lebih tenang dalam menjalani hidup, 71,7% mereka tidak merasa takut ketika dipanggil ke ruang BK,  84,8 % mengatakan layanan bimbingan dan konseling tidak diperuntukkan bagi orang yang bermasalah saja, 67,4% Guru BK tidak menceritakan masalah kepada orang lain, 56,5% mereka tidak merasa berat hati untuk selalu meminta bantuan guru BK ketika saya memiliki masalah, 2,2% mengatakan saya tidak masuk sekolah dikarenakan saya harus bekerja, 4,3% mengatakan saya tidak masuk sekolah dikarenakan saya malas, 2,2 % mengatakan saya tidak masuk sekolah dikarenakan saya kesulitan ekonomi, 4,3% mengatakan saya tidak masuk sekolah dikarenakan saya tidak memiliki kendaraan, 6,5% mengatakan saya tidak masuk sekolah dikarenakan saya tidak mau belajar

Solusi guru BK sendiri yaitu dilakukannya home visit untuk mengetahui keberadaan rumah siswa/i, diadakan konferensi kasus jika kasus yang dihadapi termasuk berat, alih tangan kasus, jika dirasa Guru BK tidak mampu menangani kasus maka kasus akan dialihkan ke psikolog, dilakukannya mediasi dengan wali murid hingga orang tua siswa/i untuk membantu memberi nasihat dan arahan kepada siswa/i. Guru BK selalu mendampingi dan membersamai para siswa/i nya dan saling membenahi diri.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran bimbingan dan konseling di sekolah, kita bisa mengenali betapa pentingnya peran bimbingna dan konseling dalam membentuk masa depan generasi muda, memberikan dasar yang kukuh untuk kesuksesan siswa dalam hidup, dan memahami bahwa ini bukan hanya sebuah layanan semata, melainkan juga sebuah komitmen terhadap pertumbuhan holistik siswa serta pembentukan individu yang berkualitas.

Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksnakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dalam hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru, antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal). Nyatanya BK bukanlah polisi sekolah dan juga bukan tempat orang-orang yang tidak normal, disana kita bisa menceritakan segara permasalahan terkait psikologis dan pembelajaran di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun