Gen Z ingin melihat Islam sebagai sesuatu yang membawa kedamaian, bukan tambahan beban. Pendekatan dakwah yang terlalu fokus pada ancaman dosa atau hukuman sering kali membuat mereka menjauh. Sebaliknya, menyoroti nilai kasih sayang, kemudahan beribadah, dan harapan akan rahmat Allah dapat lebih efektif untuk menyentuh hati mereka. Dakwah juga harus menampilkan Islam sebagai agama yang merangkul dan memotivasi, bukan menghakimi atau menekan.
Untuk menjangkau Gen Z, dakwah harus berubah. Tidak bisa lagi memakai pendekatan lama yang kaku dan satu arah. Harus ada ruang untuk dialog, empati, dan solusi nyata. Dakwah yang berbasis pengalaman, relevan dengan kehidupan mereka, dan memanfaatkan teknologi modern memiliki peluang lebih besar untuk berhasil. Dengan pendekatan ini, Islam dapat menjadi lebih dari sekadar agama; ia dapat menjadi panduan hidup yang berarti dan memberi harapan di tengah tantangan zaman. Sebagaimana Allah berfirman, ".....Maka, sampaikanlah berita gembira kepada hamba-hamba-Ku. (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik di antaranya..." (QS. Az-Zumar: 17-18). Islam selalu relevan untuk setiap generasi, termasuk Gen Z. Tantangannya hanya bagaimana kita menyampaikan ajarannya dengan cara yang sesuai dengan mereka. Jika dilakukan dengan benar, Islam akan menjadi bagian sistematis dari hidup mereka, bukan hanya dalam aspek ritual, tetapi juga dalam seluruh perjalanan spiritual dan emosional mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H