Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mozaik Kata

30 Juli 2020   10:58 Diperbarui: 30 Juli 2020   14:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di belantara hutan aksara
ia menafikan renjana,
meliarkan mozaik kata,
dan melahirkan prosa tentang duka

biarlah fantom tentangmu abadi,
dinarasikan bait-bait sepi
oleh diksi yang selalu berlarian membabi-buta
dalam jemala seorang pencinta melankolia
yang mencoba menyusun setubuh prosa
dengan kuas jingga milik semesta

maka jangan berburuk sangka!

jika lahir daripadanya bait-bait tak sempurna
tentang nestapa kala senja

o, kasih...

ia selalu siaga
menghadapi debar-debar tak bertuan
dalam sebidang tubuh yang mendamba pulang

dari sekian musim menerpa
tentangmu selalu menghunjam jauh ke dalam sukma
bersemayam dalam suaka rasa
puisi ini masih mengeja namamu dengan mesra...
mengabadikan engkau:
yang sublim di antara musim-musim penuh cinta 


- Jakarta, 09 Juli 2020 -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun