Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin...

27 Juli 2020   16:50 Diperbarui: 27 Juli 2020   16:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kita fasih berpagutan,
menggagahi bentala saat pukul tiga
bercermin aku dan kau di kedalaman netra
tak ada yang lain selain gelora dosa
atau pantaskah kita sebut itu cinta?

madah-madah penghabisan telah terucap
kau kukunci dalam ruang asmaraloka tanpa sedikitpun senyap
hingar bingar percik kembang api serupa ledakan gemintang
menyaksikan kelahiran aku dalam cermin jiwamu disertai gamang

duhai engkau... 
yang pernah beradu api
berjudi dalam bejana mimpi
semua hal yang kita tanggalkan di tepian hari,
ranum bibir malam itu masih kuingat
habis kusesap namun riwayatmu tak jua tamat

kemarilah!
bercermin pada tiap lembar puisiku tentang senja
ia bernafaskan seluruh engkau,
dalam tiap lariknya...

- Jakarta, 08 Juli 2020 -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun