Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Nelayan

4 Desember 2019   09:15 Diperbarui: 4 Desember 2019   09:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada swastamita ia layarkan kesah
tak peduli hari ini pemimpin negeri kembali bertingkah,
ia harus mengarungi Laut Banda yang megah
demi lembar-lembar rupiah

sang nelayan menebar jaring keseribu kali,
ikan-ikan tak peduli
mereka kenyang makan berbagai sampah polusi
berenang di samudera katastrofe...

ah, lautku kini tak biru lagi!

"lalu bagaimana makan anak istriku esok hari?", batin sang nelayan
camar berterbangan di atas jemala
sang nelayan berlabuh
singgah di pelabuhan peluh,

mengaduh.

- Jakarta, 21 Oktober 2019 -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun