Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nirmakna...

2 Desember 2019   10:37 Diperbarui: 2 Desember 2019   10:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: pinterest.com by Jeanette Jaegerman)

rumpang atma mulai sesak
berhimpitan prasangka buruk tentang kau, dia, dan kita
ada sakit tak kasatmata
mencoba berbicara
tentang ayat-ayat paling gaham

kau tahu?

saban hari sudah kau ingatkan aku
bahwa durkarsa kian menyekat,
padahal aku hanya ingin rebah sesaat

salah siapa?

bayang-bayang sudah paham
muskil adalah mutlak dalam nubuat pun masa depan
berebut geta peraduan tanpa semara,
mencari suaka di selipan gemawan

ah, ujung-ujungnya aku hanya fantom

tak ada rumah buatku bertandang
apalagi tinggal...

renjana,
apakah akan amerta?
agar selamanya aku nikmati teduh sapuan loka
dan mengurai urna tiap dahina tanpa jeda

ah, ya!
senandika ini percuma saja
aku menjelma nirmakna,
jika ada dia...

- Jakarta, 11 Oktober 2019 -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun