[caption caption="(sumber foto: poseideas.com)"][/caption]Sabar. Kita bertemu sebentar lagi. Sesingkat malam bertemu pagi. Selewat kini bertemu esok.Â
Sabar. Aku masih disini. Selalu disini. Menantikan kamu. Seumpama penyair yang tak bosan menunggu rima mencapai sempurna.
Sabar. Meski dekat terasa jauh. Nanti jauh pun akan terasa selalu dekat. Kamu selalu di hati.
---
Biarkan waktu berjalan. Kita resapi setiap detiknya.
Biarkan waktu terasa lambat. Suatu saat nanti, semuanya akan terasa terlalu cepat.
Biarkan waktu menggoda kita. Membuat kita berhitung, berapa lama lagi terkungkung.
---
Aksara ini lantunan untukmu. Meski banyak rasa tercipta, tak mungkin semua tertuang dalam cerita.
Tulisan ini terangkai untukmu. Meski ingin kusempurnakan, tak ada yang bisa menandingi sempurnanya kehadiranmu.
Puisi ini hanyalah untukmu. Meski singkat, tak sanggup kucurahkan beribu bungah betapa istimewanya kamu.
---
Hei, kamu, Anakku! Bulan depan kita berjumpa, ya!
Semoga Tuhan mendampingi perjuangan kita.
Semoga Tuhan mempermudah persalinan ini.
Semoga Tuhan meridhoi segalanya.
Â
Salam Cinta,
(yang nanti akan kamu panggil) Ibu..... dan Ayah (yang sudah tidur pulas abis pijitin kaki bengkak Ibu!)
Â
- Jakarta, 25 Maret 2016 -
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI